Ketahui 9 Manfaat makan gula merah, Sumber Energi Alami – E-Jurnal

maharani

Gula merah, yang dikenal juga sebagai gula aren atau gula jawa di Indonesia, adalah pemanis alami yang diekstrak dari nira (getah) berbagai jenis pohon palem, seperti kelapa, aren, dan siwalan.

Proses pembuatannya relatif sederhana, melibatkan pemanasan nira hingga mengental dan mengkristal, tanpa melalui tahap pemurnian kimiawi yang ekstensif seperti pada gula pasir putih.

Berkat proses minimal ini, gula merah cenderung mempertahankan beberapa nutrisi mikro dan senyawa bioaktif yang secara alami terkandung dalam nira asalnya, membedakannya dari pemanis rafinasi.

manfaat makan gula merah

  1. Indeks Glikemik yang Relatif Lebih Rendah

    Salah satu klaim yang sering dikaitkan dengan gula merah adalah indeks glikemiknya (IG) yang cenderung lebih rendah dibandingkan dengan gula pasir putih atau sukrosa murni.

    Indeks glikemik merupakan ukuran seberapa cepat suatu makanan dapat meningkatkan kadar glukosa darah setelah dikonsumsi.

    Meskipun gula merah tetap merupakan sumber karbohidrat sederhana yang kaya glukosa dan fruktosa, keberadaan serat, mineral minor, dan struktur molekul yang lebih kompleks diduga memperlambat laju penyerapannya ke dalam aliran darah.

    Beberapa penelitian dan data komparatif, meskipun mungkin belum semuanya dipublikasikan secara luas di jurnal ilmiah berstandar tinggi, mengindikasikan bahwa gula aren memiliki nilai IG sekitar 35 hingga 54, yang dikategorikan sebagai rendah hingga sedang.

    Sebagai perbandingan, gula pasir putih umumnya memiliki IG di kisaran 60-65.

    Penyerapan yang lebih lambat ini dapat membantu mencegah lonjakan gula darah yang drastis, berpotensi memberikan pelepasan energi yang lebih stabil dan mengurangi risiko “sugar crash” setelah konsumsi.

    Namun demikian, penting untuk dicatat bahwa penelitian lebih lanjut yang komprehensif dan terstandardisasi masih diperlukan untuk mengonfirmasi nilai IG gula merah secara pasti, mengingat variasi dalam sumber nira dan metode produksi.

    Meskipun memiliki IG yang lebih rendah, gula merah tetap harus dikonsumsi dalam jumlah moderat, terutama bagi individu dengan kondisi seperti diabetes, karena ia tetap merupakan sumber kalori dan karbohidrat yang signifikan.

  2. Kandungan Mineral Esensial

    Gula merah dikenal mengandung beberapa mineral esensial yang biasanya hilang selama proses pemurnian gula pasir putih.

    Mineral-mineral penting ini meliputi kalium, magnesium, zat besi, dan seng, yang masing-masing memiliki peran krusial dalam berbagai fungsi fisiologis tubuh.

    Youtube Video:


    Keberadaan mineral ini memberikan gula merah nilai gizi tambahan, menjadikannya lebih dari sekadar sumber kalori kosong.

    Kalium, misalnya, adalah elektrolit vital yang mendukung fungsi otot dan saraf, serta berperan dalam menjaga keseimbangan cairan dan tekanan darah yang sehat.

    Magnesium terlibat dalam lebih dari 300 reaksi enzimatik, termasuk produksi energi dan sintesis protein, sementara zat besi sangat penting untuk pembentukan hemoglobin dan transportasi oksigen ke seluruh tubuh.

    Seng, di sisi lain, mendukung fungsi kekebalan tubuh dan proses penyembuhan luka.

    Meskipun konsentrasi mineral dalam gula merah tidak cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan harian secara signifikan hanya dari konsumsi normal, keberadaannya tetap memberikan keunggulan nutrisi dibandingkan pemanis rafinasi.

    Ini menunjukkan bahwa memilih gula merah sebagai pemanis dapat memberikan kontribusi kecil namun berarti pada asupan nutrisi mikro harian, meskipun sebagian besar kebutuhan mineral harus tetap dipenuhi dari makanan utuh lainnya yang kaya nutrisi.

  3. Sumber Antioksidan

    Gula merah mengandung senyawa antioksidan seperti polifenol dan flavonoid, yang berasal dari nira pohon palem dan sebagian besar dipertahankan selama proses pembuatannya yang minim.

    Antioksidan adalah molekul penting yang berfungsi melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas, yaitu molekul tidak stabil yang dapat berkontribusi pada stres oksidatif, penuaan dini, dan perkembangan berbagai penyakit kronis.

    Keberadaan antioksidan dalam gula merah memberikan sedikit keunggulan nutrisi dibandingkan gula putih yang hampir murni sukrosa dan tidak memiliki senyawa pelindung ini.

    Polifenol, khususnya, telah banyak diteliti karena kemampuannya untuk mengurangi stres oksidatif dalam tubuh dan memiliki potensi manfaat anti-inflamasi.

    Meskipun jumlah antioksidan dalam gula merah tidak sebanding dengan buah-buahan, sayuran, atau rempah-rempah, kontribusinya tetap positif dalam konteks diet secara keseluruhan.

    Para ilmuwan di bidang nutrisi dan pangan umumnya sepakat bahwa produk alami yang minim olahan cenderung mempertahankan lebih banyak fitonutrien, termasuk antioksidan.

    Oleh karena itu, gula merah dapat dianggap sebagai pemanis yang sedikit lebih “kaya” secara fitokimia dibandingkan alternatif yang sangat diproses, meskipun tetap harus dikonsumsi dengan bijak dan tidak dijadikan sumber utama antioksidan.

  4. Potensi Mendukung Keseimbangan Elektrolit

    Kandungan kalium yang relatif signifikan dalam gula merah menjadikannya berpotensi mendukung keseimbangan elektrolit dalam tubuh.

    Elektrolit adalah mineral bermuatan listrik yang sangat penting untuk berbagai fungsi vital, termasuk transmisi sinyal saraf, kontraksi otot, menjaga hidrasi sel, dan mempertahankan pH darah yang optimal.

    Kalium adalah salah satu elektrolit utama yang bekerja sama dengan natrium untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh.

    Dalam situasi tertentu, seperti setelah aktivitas fisik yang intens, saat berkeringat banyak, atau dalam kondisi dehidrasi, tubuh dapat kehilangan elektrolit.

    Mengonsumsi sumber kalium seperti gula merah, meskipun bukan solusi utama untuk rehidrasi yang komprehensif, dapat memberikan kontribusi kecil dalam mengisi kembali elektrolit yang hilang.

    Ini menempatkannya sebagai pilihan yang lebih baik daripada gula rafinasi yang tidak memiliki kandungan elektrolit serupa.

    Meskipun demikian, untuk rehidrasi dan penggantian elektrolit yang efektif, minuman elektrolit khusus atau makanan kaya kalium lainnya seperti pisang, air kelapa, atau sayuran hijau lebih dianjurkan.

    Namun, sebagai bagian dari diet seimbang, gula merah dapat berperan kecil dalam mendukung kebutuhan elektrolit harian tubuh, terutama bila dikombinasikan dengan sumber makanan lain yang kaya nutrisi.

  5. Menyediakan Sumber Energi Alami

    Sebagai karbohidrat, gula merah secara fundamental berfungsi sebagai sumber energi utama bagi tubuh. Karbohidrat dipecah menjadi glukosa, yang merupakan bahan bakar esensial untuk sel-sel tubuh, khususnya otak dan otot.

    Gula merah menyediakan energi dalam bentuk yang lebih alami dibandingkan gula rafinasi, karena masih mengandung beberapa komponen lain yang berasal dari nira pohon palem.

    Meskipun gula merah pada dasarnya adalah gula, proses pencernaannya yang mungkin sedikit lebih lambat karena keberadaan serat dan mineral minor dapat menghasilkan pelepasan energi yang lebih stabil dibandingkan gula putih murni.

    Hal ini berpotensi membantu mencegah lonjakan energi yang tiba-tiba diikuti oleh penurunan drastis, fenomena yang sering dialami setelah konsumsi gula rafinasi dalam jumlah besar.

    Oleh karena itu, gula merah dapat menjadi pilihan pemanis untuk memberikan dorongan energi yang lebih berkelanjutan, misalnya sebelum atau sesudah beraktivitas ringan.

    Namun, seperti semua sumber gula, konsumsi berlebihan harus dihindari untuk menjaga keseimbangan energi, mencegah penambahan berat badan yang tidak diinginkan, serta mengurangi risiko kesehatan terkait lainnya yang diakibatkan oleh asupan gula berlebih.

  6. Berpotensi Membantu Kesehatan Tulang

    Gula merah mengandung sejumlah kecil mineral seperti kalsium, fosfor, dan magnesium, yang semuanya merupakan nutrisi penting untuk menjaga kesehatan dan kekuatan tulang.

    Kalsium dan fosfor adalah komponen struktural utama yang membentuk matriks tulang dan gigi, memberikan kekerasan dan kekuatannya. Sementara itu, magnesium berperan penting dalam aktivasi vitamin D, yang esensial untuk penyerapan kalsium yang optimal.

    Meskipun kontribusi gula merah terhadap kebutuhan kalsium, fosfor, dan magnesium harian tidak signifikan dalam porsi konsumsi normal, keberadaan mineral ini tetap memberikan nilai tambah dibandingkan gula rafinasi yang tidak mengandung mineral-mineral tersebut sama sekali.

    Asupan mineral yang cukup dan seimbang dari berbagai sumber makanan sangat krusial untuk menjaga kepadatan tulang dan mencegah kondisi degeneratif seperti osteoporosis di kemudian hari.

    Penting untuk diingat bahwa gula merah tidak boleh dianggap sebagai sumber utama mineral untuk kesehatan tulang; sumber yang lebih efektif adalah produk susu, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

    Namun, dalam konteks diet yang seimbang dan beragam, gula merah dapat berkontribusi secara kecil pada asupan nutrisi mikro yang mendukung kesehatan tulang secara keseluruhan, melengkapi asupan dari sumber makanan utama lainnya.

  7. Pemanis yang Minim Proses

    Salah satu karakteristik utama gula merah yang sering diunggulkan adalah statusnya sebagai pemanis yang minim proses atau tidak dimurnikan secara ekstensif.

    Proses pembuatan gula merah umumnya melibatkan pemanasan dan penguapan nira tanpa tahap pemurnian kimiawi yang agresif seperti yang dialami gula pasir putih.

    Hal ini memungkinkan gula merah untuk mempertahankan lebih banyak nutrisi dan senyawa bioaktif alami yang ada dalam nira asalnya.

    Minimnya proses pengolahan berarti gula merah tidak mengalami penghilangan molase dan mineral secara drastis, seperti yang terjadi pada gula putih yang hanya menyisakan sukrosa murni.

    Karakteristik ini berkontribusi pada profil rasa gula merah yang lebih kompleks, sering digambarkan memiliki sentuhan karamel atau madu, serta warna cokelat alaminya.

    Filosofi di balik preferensi pemanis minim proses adalah untuk mendapatkan produk yang lebih dekat dengan bentuk aslinya di alam, dengan anggapan bahwa ini lebih sehat.

    Meskipun demikian, status “minim proses” tidak serta-merta berarti “bebas gula” atau “lebih sehat secara signifikan” jika dikonsumsi berlebihan. Gula merah tetap merupakan sumber gula dan kalori yang padat, dan harus dikonsumsi dengan bijak.

    Namun, bagi konsumen yang mencari alternatif pemanis yang tidak terlalu banyak diolah dan masih mengandung jejak nutrisi alami, gula merah merupakan pilihan yang patut dipertimbangkan dalam jumlah yang wajar sebagai bagian dari diet seimbang.

  8. Dukungan untuk Fungsi Kekebalan Tubuh

    Kandungan mineral seperti seng dan zat besi yang ada dalam gula merah dapat memberikan dukungan kecil namun berarti untuk fungsi sistem kekebalan tubuh.

    Seng adalah mineral krusial yang terlibat dalam pengembangan dan fungsi sel-sel kekebalan, termasuk sel T dan sel B, yang merupakan garda terdepan tubuh melawan patogen.

    Kekurangan seng dapat melemahkan respons imun, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi.

    Zat besi, di sisi lain, sangat penting untuk produksi sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh, termasuk sel-sel kekebalan, memastikan mereka berfungsi optimal.

    Kekurangan zat besi, yang dapat menyebabkan anemia, dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi secara efektif.

    Meskipun gula merah hanya menyediakan jumlah jejak dari mineral ini, setiap kontribusi dari sumber makanan alami dapat menambah asupan harian secara keseluruhan dan mendukung sistem imun.

    Penting untuk diingat bahwa gula merah bukanlah suplemen kekebalan utama, dan asupan nutrisi makro dan mikro yang seimbang dari berbagai makanan utuh jauh lebih penting untuk membangun dan menjaga sistem kekebalan yang kuat.

    Namun, sebagai bagian dari diet yang beragam dan bergizi, gula merah dapat memberikan manfaat tambahan melalui kandungan mineralnya yang secara tidak langsung mendukung fungsi imun tubuh yang optimal.

  9. Peran dalam Pengobatan Tradisional

    Di berbagai budaya di Asia Tenggara, gula merah telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk beragam tujuan, yang mencerminkan pengakuan akan sifat-sifatnya yang berpotensi menyehatkan.

    Misalnya, gula merah sering dicampur dengan rempah-rempah seperti jahe, kunyit, atau asam jawa untuk membuat minuman hangat yang dipercaya dapat meredakan gejala flu, batuk, sakit tenggorokan, atau sebagai tonik penguat tubuh.

    Secara ilmiah, beberapa klaim ini mungkin terkait dengan kandungan mineral dan antioksidan dalam gula merah yang telah disebutkan sebelumnya, yang dapat memberikan dukungan nutrisi umum dan sifat anti-inflamasi ringan.

    Selain itu, sifat karamel dan teksturnya yang kental dapat memberikan sensasi melapisi tenggorokan yang meredakan iritasi dan batuk.

    Penggunaannya sebagai tonik energi juga umum, mengingat ia adalah sumber karbohidrat yang mudah dicerna dan memberikan dorongan energi cepat.

    Meskipun penggunaannya dalam pengobatan tradisional telah berlangsung secara turun-temurun dan diwariskan dari generasi ke generasi, penting untuk memahami bahwa gula merah bukan obat atau pengganti perawatan medis modern.

    Namun, perannya sebagai komponen dalam ramuan tradisional menunjukkan pengakuan akan sifat-sifatnya yang berpotensi menenangkan atau mendukung kesehatan secara holistik. Konsumsi dalam konteks ini harus tetap dalam jumlah yang wajar dan tidak berlebihan.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru