manfaat puasa bagi kesehatan menurut islam
-
Peningkatan Autophagy dan Perbaikan Seluler
Puasa, terutama puasa intermiten seperti yang dipraktikkan dalam Islam, memicu proses penting yang dikenal sebagai autophagy.
Autophagy adalah mekanisme pembersihan seluler di mana sel-sel tubuh mendaur ulang komponen yang rusak atau tidak berfungsi, membantu regenerasi sel dan menjaga kesehatan jaringan.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal seperti Nature dan Cell oleh para peneliti termasuk Yoshinori Ohsumi (pemenang Nobel Fisiologi atau Kedokteran 2016) telah secara rinci menjelaskan jalur molekuler autophagy, menunjukkan bagaimana pembatasan kalori dapat mengaktifkan proses vital ini.
Aktivitas autophagy yang ditingkatkan ini berkontribusi pada pencegahan penyakit degeneratif dan memperlambat proses penuaan seluler.
-
Perbaikan Sensitivitas Insulin dan Kontrol Gula Darah
Salah satu manfaat paling signifikan dari puasa adalah kemampuannya untuk meningkatkan sensitivitas insulin dan menstabilkan kadar gula darah.
Selama periode puasa, tubuh beralih dari menggunakan glukosa sebagai sumber energi utama ke pembakaran lemak, yang secara signifikan mengurangi beban pada pankreas untuk memproduksi insulin. Studi yang dilakukan oleh Horne et al.
di American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat mengurangi resistensi insulin dan menurunkan kadar glukosa puasa pada individu dengan risiko diabetes tipe 2.
Regulasi gula darah yang lebih baik ini sangat krusial dalam pencegahan dan pengelolaan sindrom metabolik serta diabetes.
-
Manajemen Berat Badan dan Penurunan Lemak Tubuh
Puasa dapat menjadi strategi efektif untuk manajemen berat badan dan pengurangan massa lemak tanpa kehilangan massa otot yang signifikan.
Dengan membatasi jendela makan, puasa secara alami mengurangi asupan kalori keseluruhan, sementara juga mempromosikan perubahan metabolisme yang mendukung pembakaran lemak.
Penelitian oleh Varady dan rekannya, yang sering dipublikasikan dalam jurnal seperti Obesity Reviews, telah menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat menghasilkan penurunan berat badan yang sebanding dengan diet rendah kalori harian.
Selain itu, puasa dapat meningkatkan kadar norepinefrin, hormon yang memfasilitasi pemecahan lemak, serta meningkatkan laju metabolisme basal.
-
Pengurangan Peradangan Sistemik
Peradangan kronis merupakan pemicu berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, kanker, dan gangguan autoimun. Puasa telah terbukti memiliki efek anti-inflamasi yang kuat dengan mengurangi produksi sitokin pro-inflamasi dan stres oksidatif.
Studi yang diterbitkan dalam Nutrition Research menunjukkan bahwa puasa dapat menurunkan kadar penanda inflamasi seperti protein C-reaktif (CRP) dan interleukin-6 (IL-6) dalam darah.
Efek ini membantu melindungi tubuh dari kerusakan seluler yang disebabkan oleh peradangan kronis, berkontribusi pada kesehatan jangka panjang dan pencegahan penyakit.
-
Peningkatan Fungsi Otak dan Neuroproteksi
Puasa tidak hanya bermanfaat bagi tubuh, tetapi juga bagi otak, dengan potensi meningkatkan fungsi kognitif dan memberikan neuroproteksi.
Selama puasa, tubuh memproduksi keton, yang dapat menjadi sumber energi alternatif yang efisien bagi otak dan memiliki efek neuroprotektif.
Penelitian oleh Mark Mattson dari National Institute on Aging telah menunjukkan bahwa puasa dapat meningkatkan produksi faktor neurotropik yang diturunkan dari otak (BDNF), yang penting untuk pertumbuhan neuron baru, plastisitas sinaptik, dan resistensi sel otak terhadap stres.
Hal ini berpotensi mengurangi risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.
-
Peningkatan Kesehatan Kardiovaskular
Puasa secara teratur dapat memberikan manfaat signifikan bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Ini termasuk penurunan tekanan darah, kadar kolesterol LDL (“kolesterol jahat”), dan trigliserida, sambil berpotensi meningkatkan kadar kolesterol HDL (“kolesterol baik”).
Youtube Video:
Sebuah tinjauan sistematis oleh Malinowski et al. dalam Journal of Translational Medicine menyimpulkan bahwa puasa intermiten dapat memperbaiki beberapa faktor risiko kardiometabolik.
Pengurangan faktor-faktor risiko ini secara kolektif menurunkan beban pada sistem kardiovaskular, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke.
-
Modulasi Mikrobioma Usus yang Positif
Kesehatan usus dan keseimbangan mikrobioma memainkan peran krusial dalam kesehatan umum dan imunitas. Puasa dapat memengaruhi komposisi dan fungsi mikrobiota usus, mendorong pertumbuhan bakteri baik dan mengurangi spesies yang tidak diinginkan.
Meskipun penelitian masih berkembang, beberapa studi awal, termasuk yang disajikan dalam kongres mikrobiota, menunjukkan bahwa periode puasa dapat meningkatkan keragaman mikrobioma usus dan memperbaiki integritas penghalang usus.
Perubahan positif ini berkontribusi pada peningkatan pencernaan, penyerapan nutrisi, dan respons imun tubuh secara keseluruhan.