Istilah ini merujuk pada segala dampak positif dan kontribusi signifikan yang diperoleh individu dari partisipasi reguler dalam aktivitas fisik.
Ini mencakup serangkaian perubahan fisiologis, psikologis, dan sosial yang meningkatkan kualitas hidup serta mengurangi risiko berbagai masalah kesehatan.
Konsep ini menekankan bahwa tubuh manusia dirancang untuk bergerak, dan ketiadaan aktivitas fisik dapat berdampak negatif pada berbagai sistem organ.
manfaat olahraga
-
Peningkatan Kesehatan Kardiovaskular
Aktivitas fisik teratur secara signifikan memperkuat otot jantung, memungkinkannya memompa darah lebih efisien ke seluruh tubuh.
Hal ini mengurangi beban kerja jantung dan menurunkan tekanan darah, yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung koroner dan stroke.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Circulation oleh American Heart Association secara konsisten menunjukkan korelasi kuat antara tingkat aktivitas fisik dan kesehatan jantung optimal.
Selain itu, olahraga membantu meningkatkan kadar kolesterol high-density lipoprotein (HDL), sering disebut kolesterol baik, sambil menurunkan kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat.
Keseimbangan kolesterol yang sehat ini krusial untuk mencegah penumpukan plak di arteri, suatu kondisi yang dikenal sebagai aterosklerosis.
Kapasitas pembuluh darah juga meningkat, menjadi lebih elastis dan mampu mengembang serta berkontraksi dengan lebih baik.
Ini memastikan aliran darah yang lancar dan suplai oksigen yang memadai ke semua organ vital, mendukung fungsi sistem peredaran darah secara keseluruhan dan mengurangi risiko komplikasi kardiovaskular jangka panjang.
-
Penguatan Tulang dan Otot
Olahraga beban dan latihan ketahanan, seperti angkat beban atau lari, memberikan tekanan pada tulang, yang merangsang sel-sel pembentuk tulang untuk memproduksi lebih banyak jaringan tulang.
Proses ini meningkatkan kepadatan mineral tulang, menjadikannya lebih kuat dan kurang rentan terhadap fraktur. Ini sangat penting untuk pencegahan osteoporosis, terutama pada populasi lansia.
Tidak hanya tulang, serat otot juga mengalami adaptasi sebagai respons terhadap latihan, meningkat dalam ukuran dan kekuatan.
Latihan kekuatan secara teratur membantu membangun massa otot tanpa lemak, yang tidak hanya meningkatkan kemampuan fungsional tetapi juga metabolisme basal tubuh. Peningkatan massa otot berkorelasi dengan peningkatan kekuatan dan daya tahan fisik secara keseluruhan.
Latihan yang melibatkan gerakan fungsional juga berkontribusi pada penguatan tendon dan ligamen, struktur jaringan ikat yang mendukung sendi.
Dengan sendi yang lebih stabil dan otot yang lebih kuat, risiko cedera saat melakukan aktivitas sehari-hari atau olahraga lainnya dapat diminimalisir secara signifikan, meningkatkan mobilitas dan kualitas hidup.
-
Pengelolaan Berat Badan
Olahraga merupakan komponen integral dalam strategi pengelolaan berat badan karena meningkatkan pengeluaran energi melalui pembakaran kalori.
Youtube Video:
Semakin intens dan lama durasi olahraga, semakin banyak kalori yang dibakar, menciptakan defisit kalori yang diperlukan untuk penurunan berat badan. Kombinasi dengan diet seimbang akan mempercepat pencapaian berat badan ideal.
Selain membakar kalori selama aktivitas, olahraga juga membantu membangun dan mempertahankan massa otot.
Jaringan otot memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi dibandingkan jaringan lemak, yang berarti tubuh membakar lebih banyak kalori bahkan saat istirahat jika memiliki massa otot yang lebih besar.
Ini sangat penting untuk menjaga berat badan dalam jangka panjang.
Olahraga juga dapat memengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan, seperti ghrelin dan leptin, yang berpotensi membantu mengontrol asupan makanan.
Dengan demikian, olahraga tidak hanya membantu menurunkan berat badan tetapi juga mencegah penambahan berat badan kembali, mendukung komposisi tubuh yang sehat dan mengurangi risiko obesitas serta penyakit terkaitnya.
-
Peningkatan Kualitas Tidur
Aktivitas fisik teratur dapat secara signifikan meningkatkan kualitas tidur, membuat tidur lebih dalam dan restoratif. Olahraga membantu mengatur ritme sirkadian tubuh, siklus tidur-bangun alami, yang pada gilirannya memfasilitasi transisi yang lebih mudah ke tidur malam.
Studi yang dipublikasikan di Journal of Clinical Sleep Medicine sering menyoroti efek positif ini.
Selain itu, olahraga dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk tertidur (latensi tidur) dan meningkatkan efisiensi tidur, yang berarti lebih sedikit terbangun di malam hari.
Efek ini diyakini sebagian karena penurunan suhu tubuh inti setelah olahraga, yang kemudian turun lagi beberapa jam kemudian, memicu rasa kantuk.
Penting untuk dicatat bahwa waktu olahraga juga berperan; berolahraga terlalu dekat dengan waktu tidur, terutama latihan intensitas tinggi, dapat memiliki efek sebaliknya karena stimulasi tubuh.
Namun, secara umum, olahraga teratur adalah strategi non-farmakologis yang efektif untuk mengatasi insomnia ringan hingga sedang dan meningkatkan pola tidur secara keseluruhan.
-
Pengurangan Stres dan Kecemasan
Aktivitas fisik adalah pereda stres yang ampuh, karena memicu pelepasan endorfin, neurotransmitter di otak yang memiliki efek penghilang rasa sakit dan menciptakan perasaan euforia atau “runner’s high”.
Endorfin ini berperan dalam meningkatkan suasana hati dan mengurangi persepsi stres. Selain itu, olahraga memberikan pengalihan dari pikiran negatif.
Olahraga juga membantu mengurangi kadar hormon stres seperti kortisol dan adrenalin. Dengan menurunkan kadar hormon-hormon ini, tubuh dan pikiran dapat rileks, mengurangi gejala fisik dan emosional yang terkait dengan stres kronis.
Efek ini telah didokumentasikan dalam berbagai penelitian psikologi olahraga.
Sebagai tambahan, olahraga dapat meningkatkan resiliensi terhadap stres dengan melatih tubuh dan pikiran untuk mengatasi tantangan. Ini juga dapat meningkatkan kualitas tidur, yang pada gilirannya mengurangi iritabilitas dan meningkatkan kapasitas seseorang untuk menghadapi situasi menantang.
Dengan demikian, olahraga menjadi alat manajemen stres yang holistik.
-
Peningkatan Fungsi Kognitif
Olahraga teratur telah terbukti meningkatkan aliran darah ke otak, yang memastikan pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup untuk fungsi otak yang optimal.
Peningkatan sirkulasi ini mendukung pertumbuhan sel-sel otak baru dan koneksi saraf, terutama di area yang bertanggung jawab untuk memori dan pembelajaran, seperti hippocampus.
Aktivitas fisik juga merangsang produksi faktor neurotropik, seperti brain-derived neurotrophic factor (BDNF), yang berperan penting dalam plastisitas otak, pertumbuhan neuron, dan kelangsungan hidup sel-sel saraf.
BDNF telah dikaitkan dengan peningkatan fungsi kognitif, termasuk memori, perhatian, dan kemampuan pemecahan masalah.
Penelitian dari Frontiers in Human Neuroscience menunjukkan bahwa olahraga, terutama latihan aerobik, dapat meningkatkan fungsi eksekutif, yang meliputi perencanaan, pengambilan keputusan, dan multitasking.
Efek ini sangat relevan untuk menjaga ketajaman mental seiring bertambahnya usia dan mengurangi risiko penurunan kognitif.
-
Peningkatan Sistem Kekebalan Tubuh
Olahraga intensitas sedang secara teratur dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, menjadikannya lebih efisien dalam mendeteksi dan melawan patogen penyebab penyakit.
Aktivitas fisik meningkatkan sirkulasi sel-sel kekebalan tubuh, seperti sel T dan sel B, memungkinkan mereka berpatroli dan merespons infeksi dengan lebih cepat.
Meskipun olahraga berat dapat menekan kekebalan tubuh untuk sementara, aktivitas fisik yang konsisten pada tingkat moderat memiliki efek kumulatif yang positif.
Ini membantu mengurangi peradangan kronis tingkat rendah dalam tubuh, suatu kondisi yang dapat melemahkan respons imun dari waktu ke waktu dan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit.
Selain itu, olahraga dapat membantu mengeluarkan bakteri dari paru-paru dan saluran udara, berpotensi mengurangi kemungkinan pilek, flu, dan penyakit pernapasan lainnya.
Peningkatan suhu tubuh selama dan sesaat setelah olahraga juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan virus, mirip dengan demam, tetapi dalam skala yang lebih terkontrol dan menguntungkan.
-
Pengurangan Risiko Penyakit Kronis
Olahraga secara signifikan menurunkan risiko pengembangan berbagai penyakit kronis yang umum, termasuk diabetes tipe 2.
Aktivitas fisik meningkatkan sensitivitas insulin sel, yang memungkinkan glukosa diserap lebih efisien dari aliran darah, sehingga membantu mengontrol kadar gula darah dan mencegah resistensi insulin.
Selain itu, penelitian ekstensif telah menunjukkan bahwa olahraga teratur dapat mengurangi risiko beberapa jenis kanker, seperti kanker usus besar, payudara, dan endometrium.
Mekanismenya melibatkan kontrol berat badan, pengurangan peradangan, peningkatan fungsi kekebalan tubuh, dan regulasi hormon tertentu yang dapat memengaruhi pertumbuhan sel kanker.
Olahraga juga berkontribusi pada pencegahan penyakit jantung, stroke, dan hipertensi dengan menjaga kesehatan pembuluh darah dan jantung.
Dengan mengatasi beberapa faktor risiko utama secara bersamaan, aktivitas fisik menjadi intervensi gaya hidup yang paling efektif untuk mengurangi beban penyakit kronis pada populasi.
-
Peningkatan Mood dan Kesejahteraan Mental
Seperti yang telah disebutkan, olahraga melepaskan endorfin, yang memiliki efek peningkat suasana hati alami.
Namun, manfaat mental dari olahraga melampaui efek neurokimia; olahraga juga memberikan rasa pencapaian dan kompetensi, yang dapat meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri.
Partisipasi dalam aktivitas fisik dapat berfungsi sebagai mekanisme koping yang sehat untuk mengatasi depresi dan kecemasan. Olahraga menyediakan jeda dari pikiran negatif dan memberikan kesempatan untuk fokus pada tubuh dan pergerakan.
Interaksi sosial yang sering menyertai olahraga kelompok juga dapat mengurangi perasaan isolasi.
Penelitian dari The Lancet Psychiatry telah menunjukkan bahwa olahraga teratur dapat menjadi intervensi yang efektif untuk mengurangi gejala depresi klinis, bahkan sebanding dengan beberapa terapi farmakologis dalam kasus tertentu.
Ini menjadikan olahraga sebagai alat yang berharga dalam strategi manajemen kesehatan mental yang komprehensif.
-
Peningkatan Energi dan Stamina
Meskipun terdengar paradoks, berolahraga secara teratur sebenarnya dapat meningkatkan tingkat energi secara keseluruhan daripada mengurasnya.
Dengan meningkatkan kesehatan kardiovaskular dan efisiensi sistem pernapasan, tubuh menjadi lebih efisien dalam mengirimkan oksigen dan nutrisi ke otot dan organ, yang berarti lebih sedikit energi yang dibutuhkan untuk tugas sehari-hari.
Peningkatan stamina atau daya tahan fisik adalah hasil langsung dari adaptasi sistem kardiorespirasi terhadap latihan.
Jantung menjadi lebih kuat dan paru-paru lebih efisien dalam pertukaran gas, memungkinkan individu untuk melakukan aktivitas fisik lebih lama tanpa merasa lelah. Ini meningkatkan kemampuan untuk melakukan pekerjaan, hobi, dan tugas rumah tangga.
Selain itu, olahraga membantu mengurangi kelelahan yang disebabkan oleh stres dan kurang tidur. Dengan meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi stres, individu akan merasa lebih berenergi dan waspada sepanjang hari.
Efek kumulatif ini menghasilkan peningkatan vitalitas dan kemampuan untuk menjalani kehidupan yang lebih aktif.
-
Peningkatan Fleksibilitas dan Keseimbangan
Latihan yang melibatkan peregangan dan gerakan sendi penuh, seperti yoga atau pilates, secara signifikan meningkatkan fleksibilitas tubuh. Fleksibilitas yang baik memungkinkan rentang gerak sendi yang lebih luas, mengurangi kekakuan, dan mencegah cedera otot serta sendi.
Ini sangat penting seiring bertambahnya usia.
Berbagai bentuk olahraga juga berkontribusi pada peningkatan keseimbangan. Latihan yang menantang stabilitas, seperti berdiri dengan satu kaki atau menggunakan papan keseimbangan, melatih otot-otot inti dan propriosepsi, yaitu kemampuan tubuh untuk merasakan posisinya dalam ruang.
Keseimbangan yang lebih baik mengurangi risiko jatuh, terutama pada lansia.
Kombinasi fleksibilitas dan keseimbangan yang meningkat tidak hanya mendukung performa atletik yang lebih baik tetapi juga meningkatkan kemampuan fungsional dalam kehidupan sehari-hari.
Aktivitas seperti membungkuk, meraih benda, atau berjalan di permukaan yang tidak rata menjadi lebih mudah dan aman, berkontribusi pada kemandirian dan kualitas hidup.
-
Pengurangan Nyeri Kronis
Meskipun seringkali kontra-intuitif bagi penderita nyeri kronis, aktivitas fisik teratur sering direkomendasikan sebagai bagian dari strategi manajemen nyeri. Olahraga dapat membantu mengurangi nyeri kronis, terutama nyeri punggung bawah, fibromyalgia, dan osteoartritis, dengan beberapa mekanisme.
Salah satu mekanismenya adalah penguatan otot di sekitar area yang nyeri, yang dapat memberikan dukungan lebih baik dan mengurangi beban pada sendi atau struktur yang rusak.
Misalnya, penguatan otot inti dapat secara signifikan mengurangi nyeri punggung. Olahraga juga membantu melumasi sendi dan mengurangi kekakuan.
Selain itu, olahraga memicu pelepasan endorfin, yang bertindak sebagai pereda nyeri alami tubuh, dan dapat meningkatkan toleransi nyeri.
Dengan mengurangi peradangan dan meningkatkan sirkulasi darah ke jaringan yang rusak, olahraga juga dapat mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi intensitas nyeri dalam jangka panjang.
-
Peningkatan Kualitas Hidup pada Lansia
Bagi populasi lansia, olahraga adalah kunci untuk mempertahankan kemandirian dan meningkatkan kualitas hidup.
Aktivitas fisik membantu mempertahankan kekuatan otot, kepadatan tulang, fleksibilitas, dan keseimbangan, yang semuanya penting untuk mencegah jatuh dan cedera yang dapat mengancam kemandirian.
Olahraga juga berperan dalam menjaga fungsi kognitif dan mengurangi risiko demensia pada lansia, seperti yang telah dibahas sebelumnya.
Dengan mempertahankan kemampuan mental dan fisik, lansia dapat tetap aktif secara sosial dan terlibat dalam kegiatan yang mereka nikmati, mengurangi perasaan isolasi dan depresi.
Penelitian dari Journal of the American Geriatrics Society secara konsisten menunjukkan bahwa lansia yang aktif secara fisik memiliki tingkat penyakit kronis yang lebih rendah, kualitas tidur yang lebih baik, dan tingkat energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak aktif.
Ini secara langsung berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan di usia senja.
-
Peningkatan Kesehatan Kulit
Olahraga meningkatkan aliran darah ke kulit, yang membawa oksigen dan nutrisi penting untuk sel-sel kulit, sekaligus membantu membersihkan produk limbah dan radikal bebas.
Peningkatan sirkulasi ini dapat memberikan kulit penampilan yang lebih sehat, cerah, dan awet muda.
Aktivitas fisik juga membantu mengurangi stres, dan stres kronis diketahui dapat memperburuk kondisi kulit seperti jerawat dan eksim. Dengan mengelola stres, olahraga secara tidak langsung berkontribusi pada kulit yang lebih jernih dan sehat.
Keringat yang dihasilkan selama olahraga membantu membersihkan pori-pori dari kotoran dan minyak, meskipun penting untuk membersihkan kulit setelah berolahraga untuk mencegah penyumbatan pori-pori.
Secara keseluruhan, olahraga mendukung regenerasi sel kulit dan menjaga integritas penghalang kulit, menghasilkan kulit yang lebih sehat dan bercahaya.
-
Pengurangan Risiko Demensia
Berbagai studi ilmiah, termasuk yang dipublikasikan dalam Neurology, menunjukkan bahwa aktivitas fisik secara teratur dapat secara signifikan mengurangi risiko pengembangan demensia, termasuk penyakit Alzheimer.
Olahraga meningkatkan aliran darah ke otak, yang memastikan pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup untuk fungsi sel otak yang optimal.
Selain itu, olahraga merangsang produksi faktor pertumbuhan saraf seperti BDNF, yang mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidup neuron, serta pembentukan sinapsis baru.
Ini membantu mempertahankan plastisitas otak dan kemampuan kognitif seiring bertambahnya usia, melawan proses neurodegeneratif yang terkait dengan demensia.
Olahraga juga membantu mengelola faktor risiko demensia lainnya seperti diabetes tipe 2, hipertensi, dan obesitas, yang semuanya dapat berkontribusi pada penurunan kognitif.
Dengan demikian, olahraga adalah strategi pencegahan yang kuat untuk menjaga kesehatan otak dan mengurangi kemungkinan demensia di kemudian hari.
-
Peningkatan Kepercayaan Diri
Partisipasi dalam olahraga dapat secara signifikan meningkatkan kepercayaan diri dan citra diri.
Pencapaian tujuan kebugaran, baik itu berlari jarak tertentu, mengangkat beban lebih berat, atau hanya merasa lebih kuat dan sehat, memberikan rasa pencapaian yang positif. Perasaan ini menerjemahkan menjadi peningkatan keyakinan pada kemampuan diri.
Selain itu, perubahan fisik yang positif dari olahraga, seperti penurunan berat badan atau peningkatan massa otot, dapat meningkatkan citra tubuh. Merasa lebih baik tentang penampilan fisik seringkali berkorelasi dengan peningkatan kepercayaan diri secara keseluruhan.
Aspek sosial dari olahraga, seperti bergabung dengan tim atau kelas kebugaran, juga dapat membangun keterampilan sosial dan mengurangi perasaan isolasi.
Interaksi positif dan dukungan dari rekan-rekan dapat memperkuat rasa harga diri dan belonging, berkontribusi pada peningkatan kepercayaan diri dalam berbagai aspek kehidupan.
-
Peningkatan Produktivitas
Olahraga teratur telah terbukti meningkatkan produktivitas di tempat kerja dan dalam kehidupan sehari-hari.
Peningkatan aliran darah ke otak, seperti yang telah dibahas, meningkatkan fungsi kognitif seperti fokus, konsentrasi, dan kemampuan pemecahan masalah, yang semuanya penting untuk kinerja yang optimal.
Selain itu, olahraga membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati, yang dapat mengurangi kelelahan mental dan meningkatkan motivasi.
Karyawan yang berolahraga secara teratur cenderung melaporkan tingkat stres yang lebih rendah dan kepuasan kerja yang lebih tinggi, yang berkontribusi pada produktivitas yang lebih baik.
Peningkatan kualitas tidur yang dihasilkan dari olahraga juga memainkan peran penting. Tidur yang cukup dan berkualitas memungkinkan otak untuk beristirahat dan memproses informasi, yang pada gilirannya meningkatkan kewaspadaan dan kinerja kognitif pada hari berikutnya.
Semua faktor ini bersinergi untuk meningkatkan efisiensi dan output.
-
Pengaturan Gula Darah
Olahraga memainkan peran krusial dalam pengaturan kadar gula darah, terutama bagi individu dengan resistensi insulin atau diabetes tipe 2. Saat berolahraga, otot menggunakan glukosa dari darah untuk energi, yang secara langsung menurunkan kadar gula darah.
Ini membantu sel menjadi lebih responsif terhadap insulin.
Aktivitas fisik teratur meningkatkan sensitivitas insulin, yang berarti pankreas tidak perlu memproduksi insulin sebanyak itu untuk menjaga kadar gula darah tetap normal.
Ini mengurangi beban pada sel-sel beta pankreas dan membantu mencegah kelelahan insulin, yang merupakan masalah umum pada diabetes tipe 2.
Bahkan tanpa penurunan berat badan yang signifikan, olahraga dapat secara efektif memperbaiki kontrol glikemik. Ini menjadikannya intervensi gaya hidup yang sangat direkomendasikan oleh organisasi kesehatan seperti American Diabetes Association untuk pencegahan dan pengelolaan diabetes tipe 2.
-
Peningkatan Fungsi Pernapasan
Olahraga aerobik secara teratur melatih paru-paru dan sistem pernapasan untuk bekerja lebih efisien. Saat berolahraga, tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen, yang memaksa paru-paru untuk mengambil dan mengeluarkan udara lebih banyak.
Seiring waktu, ini meningkatkan kapasitas paru-paru dan memperkuat otot-otot pernapasan.
Peningkatan efisiensi pernapasan berarti paru-paru dapat menyerap oksigen dari udara dan melepaskan karbon dioksida dengan lebih baik.
Ini memungkinkan tubuh untuk mempertahankan tingkat oksigen yang memadai bahkan selama aktivitas yang intens, mengurangi rasa sesak napas dan kelelahan.
Bagi individu dengan kondisi pernapasan kronis seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), di bawah pengawasan medis, olahraga teratur dapat meningkatkan kualitas hidup.
Meskipun tidak menyembuhkan kondisi tersebut, olahraga dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas dan mengurangi frekuensi serta keparahan gejala.
-
Pengurangan Peradangan
Peradangan kronis tingkat rendah telah diidentifikasi sebagai faktor pemicu utama untuk berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker. Olahraga teratur memiliki efek anti-inflamasi yang kuat, membantu mengurangi penanda peradangan dalam tubuh.
Mekanismenya melibatkan pelepasan zat-zat anti-inflamasi oleh otot selama kontraksi, seperti myokine. Myokine ini dapat bersirkulasi ke seluruh tubuh dan membantu menekan respons peradangan.
Olahraga juga membantu mengurangi massa lemak visceral, yang merupakan sumber utama sitokin pro-inflamasi.
Dengan mengurangi peradangan sistemik, olahraga tidak hanya melindungi terhadap penyakit kronis tetapi juga dapat membantu mengurangi gejala pada kondisi inflamasi seperti radang sendi.
Ini mendukung kesehatan seluler dan jaringan secara keseluruhan, berkontribusi pada umur panjang dan kesejahteraan.
-
Peningkatan Harapan Hidup
Secara kumulatif, semua manfaat kesehatan yang disebutkan di atas berkontribusi pada peningkatan harapan hidup.
Dengan mengurangi risiko penyakit kronis yang mematikan seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, dan kanker, olahraga secara langsung memperpanjang masa hidup sehat seseorang.
Studi kohort besar yang dipublikasikan di JAMA Internal Medicine secara konsisten menunjukkan bahwa individu yang memenuhi pedoman aktivitas fisik memiliki tingkat kematian dini yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak aktif.
Bahkan jumlah olahraga yang moderat pun dapat memberikan manfaat yang signifikan.
Selain memperpanjang umur, olahraga juga meningkatkan “healthspan” atau rentang hidup sehat, yang berarti individu tidak hanya hidup lebih lama tetapi juga menikmati kualitas hidup yang lebih baik di tahun-tahun terakhir mereka.
Ini karena olahraga mempertahankan kemampuan fungsional, mobilitas, dan kemandirian, memungkinkan individu untuk menjalani hidup yang lebih aktif dan memuaskan hingga usia lanjut.