Praktik menempelkan irisan umbi-umbian, khususnya yang memiliki aroma tajam dan dikenal kaya senyawa organosulfur, pada telapak kaki merupakan metode pengobatan tradisional yang ditemukan dalam berbagai kebudayaan.
Umumnya, irisan tersebut ditempatkan langsung pada permukaan kulit telapak kaki, seringkali dibiarkan semalaman agar kontak dengan kulit berlangsung lebih lama.
Para pendukung praktik ini meyakini bahwa senyawa aktif dari umbi tersebut dapat diserap secara transdermal melalui kulit, kemudian berpotensi mempengaruhi proses fisiologis tubuh secara sistemik.
Konsep di baliknya adalah bahwa telapak kaki, dengan banyaknya ujung saraf dan pori-pori, menjadi jalur efektif bagi penyerapan senyawa bioaktif.
manfaat menaruh bawang di telapak kaki
-
Potensi Antimikroba
Bawang putih dikenal mengandung allicin, senyawa organosulfur yang memiliki sifat antibakteri kuat.
Secara tradisional, menempatkan bawang pada telapak kaki diyakini dapat membantu memerangi infeksi bakteri, meskipun bukti ilmiah langsung mengenai penyerapan allicin secara transdermal dalam jumlah signifikan untuk efek sistemik masih terbatas dan memerlukan penelitian lebih lanjut.
Studi oleh Harris et al. (2001) dalam Journal of Nutrition telah menguraikan mekanisme antibakteri dari allicin.
-
Efek Antijamur
Selain antibakteri, allicin dan senyawa sulfur lainnya dalam bawang putih juga menunjukkan aktivitas antijamur.
Praktik ini dipercaya dapat membantu mengatasi infeksi jamur pada kulit atau kuku kaki, berkat kemampuan senyawa tersebut dalam mengganggu pertumbuhan sel jamur.
Penelitian oleh Ankri & Mirelman (1999) yang dipublikasikan di Trends in Pharmacological Sciences mengulas potensi antijamur dari bawang putih.
-
Dukungan Antiviral
Beberapa penelitian in vitro dan pada hewan menunjukkan bahwa ekstrak bawang putih memiliki sifat antivirus.
Meskipun aplikasi pada telapak kaki belum terbukti secara klinis untuk efek antivirus sistemik, secara anekdotal dipercaya dapat membantu tubuh melawan infeksi virus seperti flu atau pilek. Weber et al.
(1992) dalam Planta Medica telah melaporkan beberapa efek antivirus dari ekstrak bawang putih.
Youtube Video:
-
Meredakan Peradangan
Senyawa organosulfur dalam bawang putih, seperti diallyl disulfide, memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi respons peradangan dalam tubuh.
Penerapan pada telapak kaki secara tradisional diyakini dapat meredakan nyeri dan pembengkakan lokal, meskipun mekanisme penyerapan dan efektivitasnya untuk kondisi sistemik masih memerlukan validasi ilmiah. Sebuah tinjauan oleh Arreola et al.
(2015) di Journal of Nutrition membahas potensi anti-inflamasi dari komponen bawang putih.
-
Peningkatan Sirkulasi Darah
Bawang putih mengandung ajoene dan senyawa sulfur lainnya yang dapat memiliki efek antikoagulan dan vasodilator, berpotensi meningkatkan aliran darah.
Diyakini bahwa penyerapan melalui kulit dapat membantu melancarkan sirkulasi, meskipun efek sistemik dari penyerapan transdermal ini belum sepenuhnya dipahami dan membutuhkan studi klinis lebih lanjut. Penelitian oleh Bordia et al.
(1997) yang diterbitkan dalam Journal of the Royal College of Physicians of London menyoroti efek bawang putih pada sirkulasi darah.
-
Dukungan Detoksifikasi (Klaim Tradisional)
Secara tradisional, menaruh bawang di telapak kaki sering dikaitkan dengan proses detoksifikasi tubuh, diyakini dapat menarik racun keluar melalui kulit.
Meskipun bawang putih memang mengandung senyawa sulfur yang mendukung enzim detoksifikasi hati seperti glutathione S-transferase, klaim penarikan toksin langsung melalui telapak kaki secara ilmiah belum terbukti dan sebagian besar merupakan kepercayaan turun-temurun tanpa dukungan riset klinis yang kuat.
-
Penguatan Sistem Kekebalan Tubuh
Kandungan antioksidan dan senyawa sulfur dalam bawang putih diketahui dapat mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh.
Meskipun mekanisme penyerapan melalui telapak kaki untuk efek imunomodulator sistemik masih dalam ranah spekulasi, secara anekdotal dipercaya dapat membantu memperkuat pertahanan tubuh terhadap penyakit. Mirzaei et al.
(2021) dalam Nutrients telah meninjau peran nutrisi dan senyawa bioaktif, termasuk dari bawang putih, dalam modulasi kekebalan.
-
Membantu Meredakan Gejala Flu dan Pilek
Dengan sifat antimikroba dan imunomodulatornya, bawang putih secara tradisional digunakan untuk meredakan gejala flu dan pilek.
Meskipun tidak ada bukti langsung bahwa aplikasi pada telapak kaki secara signifikan mengurangi durasi atau keparahan penyakit ini, beberapa orang melaporkan rasa lega dari hidung tersumbat atau demam ringan melalui metode ini.
Efeknya mungkin lebih terkait dengan penyerapan senyawa volatil yang dihirup.
-
Potensi Mengurangi Demam
Dalam pengobatan tradisional, bawang putih kadang digunakan untuk membantu menurunkan demam. Diyakini bahwa senyawa dalam bawang putih dapat memicu keringat atau memiliki efek anti-inflamasi yang secara tidak langsung membantu regulasi suhu tubuh.
Namun, efektivitas dan mekanisme ilmiah spesifik dari penempatan pada telapak kaki untuk tujuan ini masih belum jelas dan memerlukan penelitian yang terarah.
-
Dampak pada Tekanan Darah
Konsumsi bawang putih secara oral telah terbukti dapat membantu menurunkan tekanan darah pada individu hipertensi, berkat kemampuannya dalam meningkatkan produksi oksida nitrat yang merelaksasi pembuluh darah.
Meskipun penyerapan transdermal melalui telapak kaki untuk efek sistemik ini belum didukung oleh penelitian klinis yang ekstensif, secara teoritis, jika senyawa aktif terserap, efek serupa mungkin terjadi. Ried et al.
(2008) dalam BMC Cardiovascular Disorders menerbitkan meta-analisis tentang efek bawang putih pada tekanan darah.
-
Meredakan Nyeri Sendi dan Otot
Sifat anti-inflamasi bawang putih dapat memberikan manfaat dalam meredakan nyeri sendi dan otot. Aplikasi topikal, termasuk pada telapak kaki, secara tradisional dipercaya dapat mengurangi ketidaknyamanan yang disebabkan oleh peradangan lokal.
Namun, efektivitas penyerapan senyawa aktif melalui kulit untuk mencapai efek terapeutik yang signifikan pada sendi atau otot yang lebih dalam masih memerlukan studi lebih lanjut. Amagase et al.
(2001) dalam Journal of Nutrition membahas potensi bawang putih sebagai agen anti-inflamasi.
-
Potensi Meningkatkan Kualitas Tidur
Beberapa laporan anekdotal menyatakan bahwa menaruh bawang di telapak kaki dapat membantu meningkatkan kualitas tidur.
Ini mungkin terjadi secara tidak langsung jika praktik tersebut meredakan gejala yang mengganggu tidur, seperti hidung tersumbat atau nyeri ringan, atau jika ada efek menenangkan dari senyawa volatil yang dilepaskan.
Mekanisme langsung bawang putih pada pola tidur belum dijelaskan secara ilmiah.
-
Mengatasi Bau Kaki
Bawang putih memiliki sifat antimikroba yang kuat yang dapat melawan bakteri penyebab bau kaki.
Dengan menempatkan bawang langsung pada telapak kaki, senyawa aktifnya dapat secara langsung berinteraksi dengan bakteri di permukaan kulit, membantu mengurangi pertumbuhan mikroorganisme penyebab bau.
Ini adalah salah satu aplikasi yang memiliki dasar teoritis lebih kuat berdasarkan sifat antimikroba lokal bawang putih.
-
Membantu Mengatasi Kapalan atau Kutil
Secara tradisional, bawang putih digunakan sebagai pengobatan topikal untuk kapalan dan kutil karena sifat kaustiknya yang ringan dan kemampuannya untuk melunakkan jaringan.
Senyawa seperti allicin dipercaya dapat membantu menghancurkan sel-sel abnormal pada kutil atau melunakkan kulit tebal pada kapalan. Namun, kehati-hatian harus diterapkan karena potensi iritasi kulit.
-
Sumber Antioksidan
Bawang putih kaya akan antioksidan, yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas dan stres oksidatif.
Meskipun manfaat antioksidan ini paling sering dikaitkan dengan konsumsi oral, secara teoritis, penyerapan transdermal dari senyawa antioksidan dapat memberikan efek lokal. Rahman (2003) dalam Journal of Nutrition telah meninjau potensi antioksidan dari bawang putih.
-
Meredakan Masalah Pernapasan
Senyawa volatil dari bawang putih, ketika dihirim, dapat memiliki efek dekongestan ringan.
Meskipun penempatan pada telapak kaki tidak secara langsung mengarahkan senyawa ke saluran pernapasan, beberapa orang melaporkan efek meredakan hidung tersumbat atau batuk melalui metode ini, mungkin karena penyerapan sistemik yang minimal atau efek plasebo.
Bukti klinis untuk aplikasi ini masih sangat terbatas.
-
Mengurangi Kelelahan
Kelelahan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi atau peradangan kronis.
Jika bawang putih dapat membantu mengatasi masalah kesehatan mendasar ini melalui sifat antimikroba atau anti-inflamasinya (meskipun penyerapan transdermal sistemik belum terbukti), secara tidak langsung dapat berkontribusi pada pengurangan kelelahan.
Namun, ini adalah klaim yang sebagian besar anekdotal dan memerlukan penelitian lebih lanjut.
-
Dukungan Kesehatan Jantung (Klaim Sistemik)
Konsumsi bawang putih secara teratur telah dikaitkan dengan manfaat kesehatan jantung, termasuk penurunan kadar kolesterol dan pencegahan aterosklerosis.
Meskipun efek ini terutama berasal dari konsumsi oral, secara teoritis, jika senyawa bioaktif bawang putih dapat diserap secara efektif melalui kulit dan mencapai sirkulasi sistemik, potensi manfaat jantung dapat terjadi. Studi oleh Warshafsky et al.
(1993) dalam Annals of Internal Medicine adalah salah satu yang menyoroti efek bawang putih pada kolesterol serum.