Inilah 8 Manfaat Teh Jasmine, Rahasia Relaksasi Optimal – E-Jurnal

maharani

Teh melati merupakan salah satu jenis teh beraroma yang populer, dihasilkan melalui proses penggabungan daun teh, umumnya teh hijau, dengan bunga melati asli.

Proses pengaromasian ini dilakukan secara tradisional, di mana bunga melati diletakkan di antara daun teh selama beberapa malam agar aroma dan minyak esensial dari bunga terserap sempurna ke dalam daun teh.

Minuman ini dikenal luas karena aromanya yang khas, manis, dan menenangkan, serta rasa yang lembut dan menyegarkan.

Sejarah teh beraroma ini berakar kuat di Tiongkok, di mana ia telah dinikmati selama berabad-abad, tidak hanya sebagai minuman sehari-hari tetapi juga dalam upacara-upacara khusus.

Berbagai komponen bioaktif dari daun teh dan senyawa volatil dari bunga melati berkontribusi pada profil kimiawi uniknya, yang menjadi dasar bagi potensi khasiatnya bagi kesehatan.

manfaat teh jasmine

  1. Kaya Antioksidan

    Teh melati mengandung polifenol dalam jumlah tinggi, terutama katekin seperti epigallocatechin gallate (EGCG) yang berasal dari teh hijau, serta flavonoid dari bunga melati itu sendiri.

    Senyawa-senyawa ini dikenal sebagai antioksidan kuat yang berperan penting dalam menetralkan radikal bebas dalam tubuh.

    Radikal bebas merupakan molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan jaringan, berkontribusi pada proses penuaan dan perkembangan berbagai penyakit kronis.

    Aktivitas antioksidan ini membantu melindungi sel-sel dari stres oksidatif, suatu kondisi yang timbul ketika produksi radikal bebas melebihi kapasitas tubuh untuk menetralkannya.

    Perlindungan seluler ini sangat krusial untuk menjaga integritas DNA, protein, dan lipid dalam tubuh. Konsumsi teh melati secara teratur dapat memberikan dukungan antioksidan yang signifikan, membantu memelihara kesehatan seluler secara keseluruhan.

    Sinergi antara antioksidan dari daun teh dan bunga melati menciptakan profil perlindungan yang komprehensif. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal-jurnal ilmu pangan seringkali menyoroti potensi teh sebagai sumber antioksidan alami.

    Efek gabungan ini menjadikan teh melati pilihan minuman yang bermanfaat untuk mendukung sistem pertahanan antioksidan tubuh.

  2. Potensi Menurunkan Tingkat Stres dan Meningkatkan Relaksasi

    Aroma khas bunga melati telah lama digunakan dalam praktik aromaterapi karena efek menenangkannya. Senyawa volatil dalam bunga melati, seperti linalool dan benzyl acetate, diketahui memiliki efek menenangkan pada sistem saraf.

    Penciuman aroma ini dapat memengaruhi aktivitas otak, berpotensi mengurangi kecemasan dan meningkatkan suasana hati yang lebih rileks.

    Selain itu, teh hijau yang menjadi dasar teh melati, mengandung asam amino L-theanine. L-theanine dikenal mampu menstimulasi gelombang alfa di otak, yang dikaitkan dengan kondisi pikiran yang tenang namun tetap waspada.

    Efek ini berbeda dengan sedatif yang menyebabkan kantuk, melainkan menciptakan kondisi relaksasi tanpa kehilangan fokus, seperti yang sering dibahas dalam studi neuropsikologi.

    Kombinasi antara efek menenangkan dari aroma melati dan kemampuan L-theanine untuk mempromosikan relaksasi menjadikan teh melati minuman yang ideal untuk mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.

    Konsumsi minuman ini dapat menjadi ritual yang menenangkan di tengah kesibukan sehari-hari, membantu individu mencapai ketenangan pikiran yang lebih baik.

  3. Mendukung Kesehatan Pencernaan

    Teh melati dapat memberikan dukungan bagi sistem pencernaan melalui beberapa mekanisme. Senyawa-senyawa tertentu dalam teh dapat membantu menstimulasi produksi enzim pencernaan, yang esensial untuk pemecahan makanan dan penyerapan nutrisi yang efisien.

    Ini dapat meringankan gejala gangguan pencernaan ringan seperti kembung atau rasa tidak nyaman setelah makan.

    Youtube Video:


    Selain itu, teh memiliki sifat yang dapat memengaruhi mikrobiota usus, mendukung pertumbuhan bakteri baik yang krusial untuk kesehatan pencernaan yang optimal. Keseimbangan mikrobiota usus sangat penting untuk fungsi kekebalan tubuh dan metabolisme secara keseluruhan.

    Penyesuaian flora usus yang sehat dapat berkontribusi pada pencernaan yang lebih lancar dan penyerapan nutrisi yang lebih baik.

    Secara tradisional, teh melati sering disajikan setelah makan di beberapa budaya Asia, menunjukkan kepercayaan akan kemampuannya untuk membantu proses pencernaan.

    Sifatnya yang sedikit astringen juga dapat membantu membersihkan langit-langit mulut dan merangsang aliran air liur, yang merupakan langkah awal dalam proses pencernaan.

    Efek gabungan ini menjadikan teh melati minuman yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan saluran cerna.

  4. Potensi Memperbaiki Kesehatan Jantung

    Katekin dalam teh hijau telah banyak diteliti karena potensinya dalam mendukung kesehatan kardiovaskular. Senyawa ini dapat membantu menurunkan kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL), sering disebut sebagai “kolesterol jahat,” yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung.

    Mekanisme ini melibatkan pengurangan oksidasi LDL dan penghambatan penyerapan kolesterol dalam usus.

    Beberapa penelitian observasional dan meta-analisis, seperti yang dilaporkan dalam jurnal-jurnal kardiologi, menunjukkan bahwa konsumsi teh hijau secara teratur berkaitan dengan penurunan risiko penyakit jantung koroner dan stroke.

    Efek ini juga dikaitkan dengan kemampuan teh dalam meningkatkan fungsi endotel, yaitu lapisan dalam pembuluh darah, sehingga meningkatkan elastisitas pembuluh darah dan aliran darah yang lebih baik.

    Selain itu, antioksidan dalam teh melati dapat membantu mengurangi peradangan kronis dalam tubuh, yang merupakan faktor penting dalam perkembangan aterosklerosis atau pengerasan pembuluh darah.

    Dengan demikian, konsumsi teh melati dapat menjadi bagian dari strategi gaya hidup sehat untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, meskipun bukan sebagai pengganti pengobatan medis.

  5. Berpotensi Membantu Penurunan Berat Badan

    Teh melati, khususnya yang berbasis teh hijau, mengandung kombinasi katekin dan kafein yang dapat memengaruhi metabolisme tubuh. Katekin, terutama EGCG, diketahui dapat meningkatkan termogenesis, yaitu proses pembakaran kalori oleh tubuh untuk menghasilkan panas.

    Sementara itu, kafein bertindak sebagai stimulan yang dapat meningkatkan pengeluaran energi dan oksidasi lemak.

    Efek sinergis antara katekin dan kafein ini dapat berkontribusi pada peningkatan laju metabolisme basal dan promosi pembakaran lemak.

    Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal-jurnal nutrisi dan metabolisme telah menunjukkan bahwa konsumsi ekstrak teh hijau dapat membantu dalam penurunan berat badan dan pengurangan lemak tubuh, terutama lemak perut, ketika dikombinasikan dengan diet seimbang dan aktivitas fisik.

    Meskipun efeknya mungkin moderat, menambahkan teh melati ke dalam rutinitas harian dapat mendukung upaya pengelolaan berat badan.

    Penting untuk diingat bahwa teh bukan solusi tunggal untuk penurunan berat badan, melainkan sebagai komponen pendukung dalam kerangka gaya hidup sehat yang mencakup pola makan yang terkontrol dan olahraga teratur.

  6. Meningkatkan Kesehatan Kulit

    Kandungan antioksidan yang tinggi dalam teh melati berperan penting dalam melindungi kulit dari kerusakan lingkungan.

    Radikal bebas yang dihasilkan oleh paparan sinar UV, polusi, dan stres dapat mempercepat penuaan kulit, menyebabkan kerutan, bintik hitam, dan hilangnya elastisitas. Antioksidan ini bekerja dengan menetralkan radikal bebas, sehingga meminimalkan kerusakan sel kulit.

    Selain itu, sifat anti-inflamasi dari senyawa dalam teh melati dapat membantu menenangkan kulit yang teriritasi atau meradang. Ini berpotensi bermanfaat bagi individu dengan kondisi kulit seperti jerawat atau rosacea, di mana peradangan merupakan faktor kunci.

    Konsumsi teh secara internal dapat berkontribusi pada kulit yang lebih sehat dari dalam, mengurangi kemerahan dan menenangkan kulit.

    Hidrasi yang cukup dari konsumsi cairan, termasuk teh, juga penting untuk menjaga elastisitas dan kelembapan kulit.

    Dengan mendukung kesehatan seluler, mengurangi peradangan, dan menyediakan hidrasi, teh melati dapat berkontribusi pada kulit yang tampak lebih sehat, cerah, dan awet muda. Studi dermatologi sering membahas peran nutrisi dan antioksidan dalam menjaga integritas kulit.

  7. Memperkuat Sistem Kekebalan Tubuh

    Teh melati mengandung berbagai senyawa bioaktif, termasuk antioksidan dan beberapa vitamin serta mineral esensial, yang dapat mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh. Katekin, khususnya, telah terbukti memiliki sifat antivirus dan antibakteri, membantu tubuh melawan infeksi.

    Senyawa ini dapat memodulasi respons imun, memperkuat kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri dari patogen.

    Konsumsi rutin minuman yang kaya antioksidan seperti teh melati dapat membantu mengurangi stres oksidatif yang dapat melemahkan sistem imun.

    Dengan melindungi sel-sel imun dari kerusakan, teh melati memungkinkan sel-sel ini berfungsi lebih efektif dalam mendeteksi dan menghilangkan ancaman dari luar. Hal ini berkontribusi pada ketahanan tubuh yang lebih baik terhadap penyakit umum.

    Selain itu, teh juga dapat memiliki efek prebiotik ringan, mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus yang merupakan bagian integral dari sistem kekebalan tubuh.

    Sekitar 70% sel imun tubuh berada di usus, sehingga kesehatan usus yang baik sangat krusial untuk imunitas yang kuat. Oleh karena itu, teh melati dapat menjadi bagian dari diet yang mendukung pertahanan alami tubuh.

  8. Berkontribusi pada Kesehatan Gigi dan Mulut

    Teh melati dapat memberikan manfaat bagi kesehatan gigi dan mulut, terutama karena kandungan katekinnya. Katekin, seperti yang ditemukan dalam teh hijau, memiliki sifat antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab plak dan bau mulut.

    Bakteri seperti Streptococcus mutans yang bertanggung jawab atas pembentukan plak dan karies gigi dapat ditekan pertumbuhannya oleh senyawa teh.

    Penelitian dalam bidang kedokteran gigi telah menunjukkan bahwa komponen teh dapat mengurangi pembentukan biofilm pada permukaan gigi, yang merupakan cikal bakal plak. Dengan menghambat aktivitas bakteri ini, risiko karies gigi dan penyakit gusi dapat berkurang.

    Ini menjadikan teh melati sebagai tambahan yang baik untuk rutinitas kebersihan mulut, meskipun tidak menggantikan sikat gigi dan flossing.

    Selain efek antibakteri, teh juga dapat membantu mengurangi senyawa sulfur volatil (VSCs) yang menyebabkan bau mulut tidak sedap. Dengan menetralkan VSCs dan menekan bakteri penghasilnya, teh melati dapat memberikan napas yang lebih segar secara alami.

    Sifat ini menjadikan teh melati bukan hanya minuman yang menyegarkan, tetapi juga berpotensi mendukung kesehatan mulut secara keseluruhan.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru