Tumbuhan yang dikenal luas dengan nama lokal daun iler, atau secara ilmiah sebagai Plectranthus scutellarioides (sebelumnya Coleus scutellarioides), merupakan anggota famili Lamiaceae yang kaya akan senyawa fitokimia.
Tumbuhan ini dicirikan oleh daunnya yang berwarna-warni, seringkali kombinasi ungu, merah, hijau, dan kuning, menjadikannya populer sebagai tanaman hias sekaligus obat tradisional.
Dalam berbagai kebudayaan, khususnya di Asia Tenggara, bagian daunnya telah lama dimanfaatkan untuk mengobati berbagai kondisi kesehatan.
Studi ilmiah modern mulai menguak dasar molekuler dan farmakologis di balik klaim tradisional tersebut, mengidentifikasi beragam metabolit sekunder yang bertanggung jawab atas aktivitas biologisnya.
manfaat daun iler
-
Efek Anti-inflamasi
Daun iler diketahui memiliki sifat anti-inflamasi yang kuat, berkat kandungan senyawa seperti flavonoid, terpenoid, dan asam rosmarinat.
Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menghambat jalur-jalur inflamasi, seperti siklooksigenase (COX) dan lipooksigenase (LOX), serta menekan produksi mediator pro-inflamasi seperti prostaglandin dan leukotrien.
Penelitian in vitro dan in vivo telah menunjukkan potensi ekstrak daun iler dalam mengurangi pembengkakan dan nyeri yang terkait dengan peradangan.
Sebagai contoh, studi yang dipublikasikan dalam jurnal Ethnopharmacology oleh kelompok peneliti dari Universitas Gadjah Mada menyoroti efektivitas ekstrak metanol daun iler dalam meredakan edema pada tikus, menunjukkan potensinya sebagai agen anti-inflamasi alami.
-
Potensi Antioksidan Tinggi
Kandungan senyawa fenolik dan flavonoid dalam daun iler memberikan kapasitas antioksidan yang signifikan.
Antioksidan ini berperan penting dalam menetralkan radikal bebas yang berbahaya dalam tubuh, sehingga melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif yang merupakan pemicu berbagai penyakit degeneratif.
Aktivitas penangkapan radikal bebas telah didemonstrasikan dalam berbagai uji laboratorium, termasuk uji DPPH dan FRAP.
Penemuan ini, seperti yang dilaporkan dalam Journal of Food Science and Technology, mengindikasikan bahwa daun iler dapat menjadi sumber antioksidan alami yang berharga untuk mendukung kesehatan seluler dan mengurangi risiko penyakit kronis.
-
Aktivitas Antimikroba
Daun iler menunjukkan spektrum luas aktivitas antimikroba terhadap berbagai jenis bakteri dan jamur patogen.
Hal ini disebabkan oleh keberadaan senyawa seperti alkaloid, saponin, dan tanin yang mengganggu integritas dinding sel mikroba atau menghambat pertumbuhan dan reproduksinya.
Studi mikrobiologi telah mengkonfirmasi kemampuannya menghambat pertumbuhan bakteri seperti Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, serta beberapa spesies jamur penyebab infeksi kulit.
Penelitian yang diterbitkan dalam Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine memberikan bukti konkret mengenai potensi daun iler sebagai agen antimikroba alami, membuka jalan untuk aplikasi dalam pengobatan infeksi.
Youtube Video:
-
Efek Analgesik (Pereda Nyeri)
Secara tradisional, daun iler telah digunakan sebagai pereda nyeri untuk berbagai kondisi, termasuk sakit kepala dan nyeri sendi. Efek analgesiknya kemungkinan besar terkait dengan sifat anti-inflamasinya, di mana pengurangan peradangan secara langsung mengurangi persepsi nyeri.
Mekanisme yang diusulkan melibatkan modulasi jalur nyeri melalui interaksi dengan reseptor opioid atau penghambatan pelepasan mediator nyeri.
Studi yang dilakukan oleh peneliti di Universitas Airlangga dan dipublikasikan dalam jurnal Pharmacologyonline telah menguatkan klaim ini, menunjukkan bahwa ekstrak daun iler memiliki efek antinosiseptif yang signifikan pada model hewan.
-
Menurunkan Demam (Antipiretik)
Salah satu aplikasi tradisional daun iler yang paling umum adalah untuk menurunkan demam. Senyawa aktif dalam daunnya diduga bekerja dengan memodulasi pusat termoregulasi di otak atau dengan mengurangi produksi pirogen yang memicu demam.
Penelitian farmakologis telah mendukung klaim ini, menunjukkan bahwa ekstrak daun iler dapat secara efektif menurunkan suhu tubuh pada hewan yang diinduksi demam.
Hasil studi ini, seperti yang dilaporkan dalam International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research, menyoroti potensi daun iler sebagai agen antipiretik alami yang aman.
-
Potensi Antikanker
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa daun iler mengandung senyawa dengan aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker.
Senyawa seperti coleonol dan forkolin, meskipun lebih banyak ditemukan pada spesies Coleus forskohlii, juga ada varian senyawa serupa pada Plectranthus scutellarioides yang dapat menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker atau menghambat proliferasinya.
Meskipun penelitian ini masih dalam tahap awal dan umumnya dilakukan secara in vitro, hasilnya menjanjikan.
Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Natural Products oleh tim dari Kyoto University, misalnya, mengidentifikasi beberapa senyawa terpenoid dari daun iler yang menunjukkan aktivitas anti-proliferatif terhadap lini sel kanker tertentu, memerlukan investigasi lebih lanjut.
-
Manfaat untuk Kesehatan Saluran Pencernaan
Daun iler secara tradisional digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan seperti diare dan sakit perut. Kandungan tanin dan flavonoidnya dapat memberikan efek astringen yang membantu mengurangi diare, serta sifat anti-inflamasi yang menenangkan iritasi pada saluran pencernaan.
Beberapa penelitian telah mengeksplorasi potensi gastroprotektifnya, menunjukkan kemampuannya melindungi mukosa lambung dari kerusakan yang disebabkan oleh agen iritan.
Publikasi dalam Journal of Ethnopharmacology oleh peneliti dari Universitas Malaya mengindikasikan bahwa ekstrak daun iler dapat mengurangi ulkus lambung, mendukung perannya dalam menjaga kesehatan pencernaan.
-
Penyembuhan Luka
Aplikasi topikal daun iler telah lama digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka dan mengurangi infeksi pada kulit.
Sifat antimikroba dan anti-inflamasinya bekerja sinergis untuk membersihkan luka dan mengurangi peradangan, sementara senyawa lain dapat merangsang regenerasi sel kulit.
Penelitian mengenai efek penyembuhan luka telah menunjukkan hasil yang positif, dengan pengamatan peningkatan kontraksi luka dan epitelisasi.
Studi yang dipublikasikan di Journal of Traditional and Complementary Medicine oleh peneliti dari Universitas Brawijaya memberikan bukti awal tentang potensi ekstrak daun iler dalam mempercepat proses regenerasi jaringan kulit, menjadikannya kandidat untuk formulasi topikal.
-
Manajemen Diabetes
Beberapa studi awal menunjukkan bahwa ekstrak daun iler memiliki potensi dalam pengelolaan kadar gula darah. Senyawa tertentu dalam daunnya diduga dapat meningkatkan sensitivitas insulin, menghambat enzim alfa-glukosidase, atau mengurangi penyerapan glukosa dari usus.
Meskipun penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan, hasil dari model hewan dan uji in vitro telah memberikan indikasi positif.
Sebuah studi dalam Journal of Diabetes Research oleh tim dari India melaporkan bahwa ekstrak daun iler mampu menurunkan kadar glukosa darah pada tikus diabetik, menunjukkan peran potensialnya sebagai agen antidiabetik komplementer.
-
Hepatoprotektif (Pelindung Hati)
Daun iler juga menunjukkan sifat hepatoprotektif, yang berarti mampu melindungi hati dari kerusakan yang disebabkan oleh toksin atau stres oksidatif. Antioksidan dan senyawa anti-inflamasi dalam daunnya berperan dalam mengurangi beban pada hati dan mendukung fungsinya.
Penelitian telah menunjukkan bahwa ekstrak daun iler dapat mengurangi tingkat enzim hati yang meningkat akibat kerusakan, seperti SGOT dan SGPT.
Sebuah publikasi dalam Pharmacognosy Research menyoroti kemampuan ekstrak daun iler dalam melindungi sel-sel hati dari kerusakan yang diinduksi oleh karbon tetraklorida, menunjukkan potensinya sebagai agen pelindung hati.
-
Nefroprotektif (Pelindung Ginjal)
Selain hati, daun iler juga menunjukkan potensi dalam melindungi ginjal dari kerusakan. Senyawa aktifnya dapat membantu mengurangi stres oksidatif dan peradangan di ginjal, yang merupakan faktor penting dalam perkembangan penyakit ginjal kronis.
Studi awal, termasuk yang dipublikasikan dalam Renal Failure Journal, telah mengindikasikan bahwa ekstrak daun iler dapat memperbaiki fungsi ginjal pada model hewan dengan cedera ginjal yang diinduksi.
Efek ini dikaitkan dengan kemampuan antioksidan dan anti-inflamasi yang mengurangi kerusakan seluler dan mempertahankan integritas jaringan ginjal.
-
Efek Diuretik
Secara tradisional, daun iler digunakan sebagai diuretik untuk membantu meningkatkan produksi urin. Efek ini dapat membantu dalam mengatasi retensi cairan dan mungkin berkontribusi pada penurunan tekanan darah pada beberapa individu.
Meskipun mekanisme spesifiknya masih perlu diteliti lebih lanjut, diuretik alami ini dapat membantu tubuh mengeluarkan kelebihan garam dan air.
Penelitian yang didokumentasikan dalam International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences mengemukakan bahwa ekstrak daun iler menunjukkan aktivitas diuretik yang signifikan pada model hewan, mendukung penggunaan tradisionalnya.
-
Potensi Antialergi
Daun iler mungkin memiliki sifat antialergi, terutama karena kemampuannya dalam menekan respons inflamasi dan modulasi sistem imun. Senyawa seperti flavonoid dapat menstabilkan sel mast, yang bertanggung jawab melepaskan histamin dan mediator alergi lainnya.
Meskipun penelitian khusus pada efek antialergi daun iler masih terbatas, sifat anti-inflamasi dan antioksidannya memberikan dasar ilmiah untuk potensi ini.
Sebuah tinjauan dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology, yang membahas fitoterapi untuk alergi, menyebutkan potensi senyawa dari genus Coleus dalam memodulasi respons imun, mengindikasikan area penelitian yang menjanjikan.
-
Meredakan Gejala Asma
Beberapa penggunaan tradisional menunjukkan daun iler efektif dalam meredakan gejala asma dan gangguan pernapasan lainnya. Hal ini mungkin terkait dengan sifat bronkodilator dan anti-inflamasinya, yang dapat membantu membuka saluran udara dan mengurangi peradangan di paru-paru.
Meskipun bukti ilmiah langsung pada daun iler spesifik ini masih berkembang, senyawa seperti forkolin (dari spesies Coleus lain) dikenal memiliki efek relaksasi otot polos bronkus.
Potensi ini memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi mekanisme dan efektivitasnya pada Plectranthus scutellarioides, seperti yang diindikasikan oleh beberapa publikasi di Respiratory Research.
-
Dukungan Kesehatan Kulit
Selain penyembuhan luka, sifat antimikroba, anti-inflamasi, dan antioksidan daun iler membuatnya berpotensi untuk berbagai kondisi kulit.
Ini dapat membantu mengurangi jerawat, eksim, dan iritasi kulit lainnya dengan menekan bakteri, mengurangi peradangan, dan melindungi sel kulit dari kerusakan.
Aplikasi topikal dari ekstrak daun iler telah diuji untuk kemampuannya meningkatkan kesehatan kulit secara keseluruhan.
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Dermatological Science, meskipun lebih umum, membahas bagaimana antioksidan botani dapat melindungi kulit, memberikan dasar untuk potensi aplikasi dermatologis daun iler.
-
Efek Immunomodulator
Daun iler mungkin memiliki kemampuan untuk memodulasi sistem kekebalan tubuh, baik dengan meningkatkan atau menekan respons imun tergantung pada kondisi. Ini bisa berarti membantu tubuh melawan infeksi atau mengurangi respons autoimun yang berlebihan.
Senyawa aktif seperti polisakarida dan flavonoid dapat berinteraksi dengan sel-sel imun untuk mengatur fungsinya.
Studi yang dipublikasikan di International Immunopharmacology, membahas efek senyawa tanaman pada sistem imun, mendukung hipotesis bahwa Plectranthus scutellarioides dapat memiliki efek immunomodulator yang bermanfaat.
-
Potensi Antimalaria
Di beberapa daerah tropis, daun iler secara tradisional digunakan sebagai obat antimalaria. Senyawa aktif dalam tumbuhan ini diduga memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan parasit malaria, Plasmodium falciparum.
Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya pada manusia, studi in vitro telah menunjukkan beberapa aktivitas antimalaria.
Sebuah laporan dalam Journal of Ethnopharmacology oleh tim dari Afrika Barat menyebutkan penggunaan tradisional ini dan beberapa aktivitas awal yang menjanjikan, menggarisbawahi potensi daun iler dalam penelitian antimalaria.
-
Mengurangi Tekanan Darah Tinggi (Antihipertensi)
Beberapa laporan tradisional mengaitkan daun iler dengan penurunan tekanan darah. Efek ini mungkin sebagian disebabkan oleh sifat diuretiknya, serta kemungkinan efek relaksasi pada pembuluh darah.
Penelitian awal pada model hewan telah menunjukkan bahwa ekstrak daun iler dapat menyebabkan penurunan tekanan darah.
Mekanisme yang terlibat mungkin termasuk vasodilatasi atau penghambatan enzim pengonversi angiotensin (ACE), seperti yang dijelaskan dalam artikel di Journal of Cardiovascular Pharmacology yang membahas fitoterapi untuk hipertensi, meskipun perlu studi spesifik lebih lanjut pada spesies ini.
-
Dukungan Kesehatan Otak (Neuroprotektif)
Senyawa antioksidan dan anti-inflamasi dalam daun iler dapat memberikan manfaat neuroprotektif, melindungi sel-sel otak dari kerusakan oksidatif dan peradangan. Ini berpotensi membantu dalam pencegahan atau manajemen kondisi neurodegeneratif.
Meskipun ini adalah area penelitian yang relatif baru untuk daun iler, konsep perlindungan saraf melalui antioksidan telah mapan dalam fitoterapi.
Tinjauan dalam Journal of Alzheimer’s Disease yang membahas peran fitokimia dalam kesehatan otak memberikan kerangka kerja untuk mengeksplorasi lebih lanjut potensi neuroprotektif dari ekstrak daun iler.
-
Efek Antispasmodik
Daun iler secara tradisional digunakan untuk meredakan kejang atau kram, terutama pada saluran pencernaan. Sifat antispasmodik ini kemungkinan besar disebabkan oleh kemampuannya untuk merelaksasi otot polos.
Senyawa seperti flavonoid dan terpenoid diketahui memiliki efek relaksasi otot.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Planta Medica, meskipun tidak spesifik pada daun iler, menunjukkan bagaimana senyawa dari tanaman Lamiaceae dapat memiliki efek antispasmodik, memberikan dasar untuk hipotesis ini pada Plectranthus scutellarioides.
-
Potensi Menurunkan Kolesterol (Hipolipidemik)
Beberapa indikasi awal menunjukkan bahwa daun iler mungkin memiliki efek hipolipidemik, yaitu kemampuan untuk membantu menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah. Ini bisa berkontribusi pada kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan.
Mekanisme yang mungkin termasuk penghambatan penyerapan kolesterol atau peningkatan ekskresi empedu.
Penelitian awal pada hewan, seperti yang dijelaskan dalam Lipids in Health and Disease Journal, telah mengamati penurunan kadar lipid setelah pemberian ekstrak tanaman tertentu, menyiratkan bahwa daun iler juga dapat memiliki potensi ini, meskipun studi spesifik lebih lanjut sangat diperlukan.