REDUKSI KEHAMPAAN ANAK FATHERLESS MELALUI PERAN KONSELOR
Abstract
Tulisan ini dilatarbelakangi oleh kesadaran akan pentingnya pendampingan orang tua terhadap anak. Namun bagi anak yatim atau piatu yang diberada di panti asuhan, hal tersebut tidak dapat lagi diterima dari kedua orang tua kandungnya. Kondisi yang membuat seorang anak menjadi yatim atau piatu kadangkala menjadikan seorang anak yatim atau piatu sulit menerima kondisi tersebut bahkan menimbulkan krisis karena adanya kehampaan dalam diri seorang anak. Cukup banyak anak-anak yatim piatu menjalani kehidupan dan dibesarkan di panti asuhan dengan berbagai alasan yang berbeda-beda. Ada beberapa hal positif dari panti asuhan, antara lain panti asuhan merupakan tempat bernaung bagi anak-anak yang terlantar di mana mereka mendapatkan bimbingan dalam bidang pendidikan agama dan pekerjaan maupun dalam pembentukan karakter dan penyesuaian diri di masyarakat, dan merupakan suatu lingkungan theurapeutic bagi anak-anak serta remaja yang membutuhkan. Sebagai pendamping, seorang konselor di panti asuhan dituntut untuk memberikan pendampingan kepada seorang anak untuk menghindari krisis yang disebabkan oleh kehampaan dalam diri seorang anak karena kehilangan figur orang tua dalam kehidupannya. Oleh karena itu, penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan bagaimana seorang konselor di panti asuhan mereduksi kehampaan dalam diri seorang anak yatim di Panti Asuhan Kristen Tangmentoe, Toraja Utara. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif melalui penelitian lapangan dan studi kepustakaan sehingga data penelitian didapatkan melalui wawancara dan melalui sumber tertulis. Hasilnya memperlihatkan bahwa fatherless di Panti Asuhan Kristen Tangmentoe, Toraja Utara banyak dirasakan oleh anak yatim atau piatu. Namun, pihak panti asuhan belum memberikan pelayanan konseling secara maksimal sehingga anak yang mengalami fatherless tidak dapat keluar dari masalahnya dan hanya membagikan cerita kepada teman terdekatnya. Karena itu, pihak panti asuhan diharapkan memprogramkan layanan konseling kepada anak yang mengalami fatherless sehingga anak dituntun untuk keluar dari masalahnya dan bertumbuh ke arah yang lebih baik.
Downloads
References
Hudria. “Dampak Psikologis Kehilangan Orang Tua Pada Remaja (Studi Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Kota Jambi).” Skripsi UIN Sulthan Thaha Saifuddin (2021): 1–86.
Kawangian, Sherly Ester. “Prinsip Dasar Konseling Kristen.” Jurnal Ukrim Yogyakarta 6 (2015): 1–111.
Kristen, Pelayanan Konseling. “Pelayanan Konseling Kristen Kepada Pasangan Suami Isteri Dalam Menyelesaikan Konflik Keluarga.” Missio Ecclesiae 8, no. 2 (2019): 116–136.
Kusmawati, Ati. “Modul Konseling.” Universitas Muhammadyah Jakarta (2019): 1–17.
M.K., Muhsin. Mari Mencintai Anak Yatim. Jakarta: Gema Insani Press, 2003.
Reza, Rachmat. Our Father(Less) Story: Potret 12 Fatherless Indonesia. Jakarta: My Fatherless Story, 2019.
———. Welcome to the Fatherless Universe: The Ultimate Fatherless Survivor Guide. Jakarta: My Fatherless Story, 2023.
Saleh, Zulfa Saleh, and Yeni Karneli. “Peran Bimbingan Dan Konseling Dalam Menangani Masalah Kecemasan Pada Anak Di Panti Asuhan.” Guidance 17, no. 01 (2020): 1–8.
Selvianti, Selvianti. “Menerapkan Prinsip Pelayanan Konseling Berdasarkan Injil Yohanes.” BIA’: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual 1, no. 2 (2018): 253–266.
Setiawan, Ade. “Bimbingan Anak Di Panti Asuhan (Studi Di Panti Asuhan Maulana Hasanuddin Cilegon, Banten)” (2017): 1–107.
Wiryasaputra, Totok S. Konseling Pastoral Di Era Milenial, 2019.
Zahri, Triave Nuzila. “Layanan Konseling Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Panti Asuhan.” International Counseling and Education Seminar (2017): 186.