9 Manfaat Teh Angkak, Terungkap, Turunkan Kolesterol Jahat! – E-Jurnal

maharani

Angkak, atau beras ragi merah, merupakan produk fermentasi beras putih yang menggunakan kapang Monascus purpureus. Secara tradisional, bahan ini telah dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional Tiongkok dan sebagai pewarna makanan alami.

Ketika diolah menjadi teh, angkak menghadirkan minuman yang menggabungkan khasiat fermentasi beras ragi merah dengan tradisi konsumsi teh, menjadikannya subjek penelitian ilmiah mengenai potensi manfaat kesehatannya.

manfaat teh angkak

  1. Menurunkan Kadar Kolesterol

    Salah satu manfaat paling menonjol dari angkak adalah kemampuannya dalam membantu menurunkan kadar kolesterol darah.

    Kandungan monakolin K, senyawa aktif yang secara struktural mirip dengan lovastatin (obat penurun kolesterol), merupakan faktor utama di balik efek ini.

    Monakolin K bekerja dengan menghambat aktivitas enzim HMG-CoA reduktase, yang berperan penting dalam sintesis kolesterol di hati.

    Penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition oleh Becker et al. (2009) menunjukkan bahwa konsumsi beras ragi merah secara signifikan menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan kolesterol total pada individu dengan hiperlipidemia.

    Efektivitas ini sebanding dengan beberapa statin dosis rendah, namun dengan potensi efek samping yang berbeda.

    Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa konsentrasi monakolin K dapat bervariasi antar produk angkak, dan beberapa produk mungkin mengandung sitrinin, mikotoksin yang berpotensi merusak ginjal.

    Oleh karena itu, pemilihan produk angkak yang terstandarisasi dan berkualitas tinggi sangat krusial untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.

  2. Mendukung Kesehatan Jantung

    Selain efek penurun kolesterol, angkak juga berpotensi memberikan dukungan komprehensif terhadap kesehatan jantung. Penurunan kadar kolesterol LDL merupakan langkah fundamental dalam mengurangi risiko aterosklerosis dan penyakit jantung koroner.

    Monakolin K membantu menjaga kelenturan pembuluh darah dan mencegah penumpukan plak di arteri.

    Beberapa studi, termasuk yang dibahas dalam tinjauan di Journal of Cardiovascular Pharmacology and Therapeutics, menyoroti bahwa senyawa lain dalam angkak, seperti isoflavon dan asam lemak tak jenuh, juga dapat berkontribusi pada efek kardioprotektif.

    Senyawa-senyawa ini bekerja sinergis untuk mengurangi peradangan sistemik dan meningkatkan fungsi endotel pembuluh darah, yang merupakan indikator penting kesehatan kardiovaskular.

    Oleh karena itu, konsumsi teh angkak dapat menjadi bagian dari strategi gaya hidup sehat untuk menjaga fungsi jantung yang optimal.

    Namun, perlu ditekankan bahwa angkak tidak dimaksudkan sebagai pengganti pengobatan medis untuk kondisi jantung serius, melainkan sebagai suplemen pendukung.

  3. Potensi Mengatur Tekanan Darah

    Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa angkak mungkin memiliki efek positif dalam membantu regulasi tekanan darah. Meskipun mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami, efek ini diperkirakan terkait dengan kemampuannya dalam meningkatkan sirkulasi darah dan sifat anti-inflamasinya.

    Studi yang meneliti ekstrak beras ragi merah telah mengidentifikasi beberapa peptida bioaktif dan senyawa lain yang dapat memengaruhi sistem renin-angiotensin, jalur penting dalam pengaturan tekanan darah.

    Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut dengan fokus spesifik pada teh angkak dan dampaknya terhadap hipertensi pada manusia masih diperlukan untuk mengonfirmasi temuan ini secara definitif.

    Penting untuk tidak menganggap teh angkak sebagai obat tunggal untuk hipertensi. Individu dengan tekanan darah tinggi disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan dan mengikuti regimen pengobatan yang diresepkan.

    Teh angkak dapat dipertimbangkan sebagai bagian dari pendekatan holistik untuk kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan.

    Youtube Video:


  4. Sifat Anti-inflamasi

    Angkak mengandung berbagai metabolit sekunder yang menunjukkan aktivitas anti-inflamasi.

    Pigmen monascus, seperti monascorubrin dan ankaflavin, serta senyawa lain yang dihasilkan selama proses fermentasi, telah terbukti mengurangi produksi sitokin pro-inflamasi dalam studi in vitro dan in vivo.

    Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry telah mengidentifikasi beberapa senyawa dimeric dan trimeric dari Monascus purpureus yang menunjukkan potensi sebagai agen anti-inflamasi.

    Mekanisme kerjanya melibatkan penghambatan jalur sinyal inflamasi, seperti NF-B, yang merupakan regulator kunci respons imun dan inflamasi dalam tubuh.

    Dengan mengurangi peradangan kronis, teh angkak dapat berkontribusi pada pencegahan berbagai penyakit terkait inflamasi, termasuk penyakit kardiovaskular dan beberapa kondisi metabolik. Efek anti-inflamasi ini menambah dimensi lain pada profil manfaat kesehatannya yang sudah dikenal.

  5. Aktivitas Antioksidan

    Angkak kaya akan senyawa antioksidan yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.

    Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan stres oksidatif, berkontribusi pada penuaan dini dan perkembangan berbagai penyakit kronis, termasuk kanker dan penyakit neurodegeneratif.

    Flavonoid, polifenol, dan senyawa fenolik lainnya yang ditemukan dalam angkak berperan sebagai penangkal radikal bebas yang kuat.

    Studi dalam jurnal Food Chemistry telah mengukur kapasitas antioksidan ekstrak angkak, menunjukkan kemampuannya untuk menetralkan berbagai jenis radikal bebas dan mengurangi kerusakan oksidatif pada biomolekul.

    Dengan demikian, konsumsi teh angkak dapat menjadi strategi untuk meningkatkan pertahanan antioksidan tubuh, mendukung kesehatan seluler, dan berpotensi mengurangi risiko penyakit yang terkait dengan stres oksidatif.

    Perlindungan ini merupakan aspek penting dari pemeliharaan kesehatan jangka panjang.

  6. Meningkatkan Sirkulasi Darah

    Secara tradisional, angkak telah digunakan untuk meningkatkan sirkulasi darah dan mengatasi stasis darah dalam pengobatan Tiongkok. Meskipun penelitian modern masih terus mengeksplorasi mekanisme spesifiknya, efek ini diperkirakan terkait dengan beberapa komponen aktif dalam angkak.

    Monakolin K, selain efeknya pada kolesterol, juga dapat memengaruhi viskositas darah, berpotensi mengurangi kekentalan darah dan meningkatkan aliran darah yang lebih lancar.

    Selain itu, sifat anti-inflamasi dan antioksidan angkak dapat berkontribusi pada kesehatan pembuluh darah secara keseluruhan, yang merupakan prasyarat untuk sirkulasi yang efisien.

    Peningkatan sirkulasi darah dapat memiliki implikasi positif pada berbagai fungsi tubuh, termasuk pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan, serta pembuangan produk limbah.

    Oleh karena itu, teh angkak dapat menjadi minuman pendukung untuk menjaga kesehatan sistem peredaran darah.

  7. Potensi Dukungan Pencernaan

    Dalam pengobatan tradisional, angkak juga dikaitkan dengan manfaat untuk sistem pencernaan, meskipun bukti ilmiah modern yang spesifik untuk “teh angkak” dalam konteks ini masih terbatas.

    Namun, sebagai produk fermentasi, angkak dapat secara tidak langsung mendukung kesehatan usus.

    Proses fermentasi itu sendiri dapat meningkatkan bioavailabilitas nutrisi dan menghasilkan metabolit yang bermanfaat bagi mikrobioma usus.

    Meskipun angkak sendiri bukan probiotik, lingkungan usus yang sehat yang didukung oleh asupan nutrisi yang baik dapat meningkatkan fungsi pencernaan secara keseluruhan.

    Aspek ini memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi secara spesifik bagaimana konsumsi teh angkak dapat memengaruhi mikrobioma usus dan proses pencernaan.

    Namun, sebagai bagian dari pola makan seimbang, minuman ini dapat berkontribusi pada kesejahteraan sistemik yang mendukung fungsi pencernaan.

  8. Potensi Anti-Kanker

    Beberapa penelitian in vitro dan studi pada hewan telah menunjukkan potensi senyawa dalam angkak, khususnya monakolin, dalam menghambat pertumbuhan sel kanker dan menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada berbagai jenis sel kanker.

    Mekanisme ini diperkirakan melibatkan gangguan pada siklus sel dan jalur sinyal yang penting untuk proliferasi sel kanker.

    Penelitian yang diterbitkan dalam Oncology Reports dan Journal of Medicinal Food telah mengeksplorasi efek anti-proliferatif dari ekstrak angkak pada sel kanker hati, usus besar, dan payudara.

    Temuan ini menunjukkan bahwa angkak mungkin memiliki peran sebagai agen kemopreventif atau terapi tambahan, meskipun masih dalam tahap penelitian awal.

    Penting untuk ditekankan bahwa hasil dari penelitian laboratorium dan hewan tidak dapat langsung diekstrapolasi ke manusia, dan teh angkak tidak boleh dianggap sebagai pengobatan kanker.

    Diperlukan uji klinis skala besar pada manusia untuk memvalidasi potensi anti-kanker ini dan menentukan dosis serta keamanannya.

  9. Membantu Pengelolaan Gula Darah

    Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa angkak mungkin memiliki peran dalam membantu pengelolaan kadar gula darah, meskipun efeknya tidak sekuat obat antidiabetes konvensional. Mekanisme yang diusulkan melibatkan peningkatan sensitivitas insulin dan modulasi metabolisme glukosa.

    Studi tertentu telah mengindikasikan bahwa beberapa komponen dalam angkak dapat memengaruhi penyerapan glukosa di usus atau meningkatkan utilisasi glukosa oleh sel.

    Ini dapat berkontribusi pada stabilisasi kadar gula darah pascaprandial (setelah makan), yang penting dalam pencegahan dan pengelolaan diabetes tipe 2.

    Namun, bukti ilmiah mengenai efek teh angkak pada gula darah pada manusia masih terbatas dan memerlukan penelitian lebih lanjut yang komprehensif.

    Individu dengan diabetes atau risiko diabetes harus selalu berkonsultasi dengan dokter mereka sebelum mengintegrasikan teh angkak ke dalam regimen diet atau pengobatan mereka.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru