8 Manfaat Teh Green Tea, Efektif Turunkan Berat Badan! – E-Jurnal

maharani

Minuman yang berasal dari daun tanaman Camellia sinensis yang melalui proses oksidasi minimal ini telah lama dikenal dan dikonsumsi di berbagai belahan dunia, terutama di Asia Timur.

Proses pengolahan yang singkat ini memungkinkan sebagian besar senyawa bioaktif, seperti polifenol dan katekin, untuk tetap terjaga dalam konsentrasi tinggi.

Di antara senyawa-senyawa tersebut, epigallocatechin gallate (EGCG) merupakan katekin yang paling melimpah dan banyak diteliti, menjadikannya fokus utama dalam eksplorasi efek fisiologis minuman ini.

Kehadiran berbagai antioksidan, vitamin, dan mineral berkontribusi pada profil nutrisi yang kaya, menjadikannya subjek penelitian ekstensif mengenai dampak positifnya terhadap kesehatan manusia.

manfaat teh green tea

  1. Sebagai Sumber Antioksidan Kuat

    Teh hijau kaya akan senyawa polifenol, terutama katekin seperti EGCG, yang berfungsi sebagai antioksidan kuat dalam tubuh.

    Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menetralkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi pada penuaan serta perkembangan penyakit kronis.

    Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry oleh Dufresne & Farnworth (2001) menyoroti kapasitas antioksidan superior dari katekin teh hijau dibandingkan dengan vitamin C dan E.

    Perlindungan terhadap kerusakan oksidatif ini sangat penting untuk menjaga integritas seluler dan fungsi organ.

    Konsumsi rutin dapat membantu mengurangi stres oksidatif, suatu kondisi yang terkait erat dengan berbagai kondisi patologis, termasuk penyakit kardiovaskular dan neurodegeneratif, sebagaimana diuraikan dalam tinjauan oleh Singh et al. (2011) di Phytomedicine.

  2. Mendukung Kesehatan Kardiovaskular

    Beberapa studi epidemiologi dan intervensi telah menunjukkan bahwa konsumsi teh hijau secara teratur berkaitan dengan penurunan risiko penyakit jantung.

    Hal ini sebagian besar disebabkan oleh kemampuannya untuk meningkatkan profil lipid, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan fungsi endotel. Sebuah meta-analisis yang diterbitkan di American Journal of Clinical Nutrition oleh Wang et al.

    (2014) menemukan bahwa konsumsi teh hijau secara signifikan menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida.

    Selain itu, katekin dalam teh hijau dapat membantu mencegah oksidasi kolesterol LDL, suatu langkah krusial dalam pembentukan plak aterosklerotik yang menyumbat arteri.

    Mekanisme ini, bersama dengan efek anti-inflamasi dan anti-trombotik, berkontribusi pada perlindungan menyeluruh terhadap sistem kardiovaskular, seperti yang dijelaskan oleh Cabrera et al. (2006) dalam Journal of the American College of Nutrition.

  3. Membantu Pengelolaan Berat Badan

    Teh hijau telah menjadi subjek penelitian yang intensif terkait perannya dalam pengelolaan berat badan. Kandungan EGCG dan kafein dalam teh hijau diketahui dapat meningkatkan termogenesis (pembakaran kalori) dan oksidasi lemak.

    Sebuah studi yang dilakukan oleh Dulloo et al. (1999) dan diterbitkan di American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bahwa ekstrak teh hijau dapat meningkatkan pengeluaran energi dan oksidasi lemak pada manusia.

    Youtube Video:


    Efek sinergis antara kafein dan katekin ini diduga mempercepat metabolisme, membantu tubuh membakar lebih banyak lemak untuk energi.

    Meskipun efeknya mungkin moderat, konsumsi teh hijau sebagai bagian dari gaya hidup sehat yang mencakup diet seimbang dan olahraga teratur dapat menjadi tambahan yang bermanfaat dalam strategi penurunan berat badan, sebagaimana diulas oleh Hursel & Westerterp-Plantenga (2010) dalam Obesity Reviews.

  4. Meningkatkan Fungsi Kognitif dan Otak

    Selain kafein yang dikenal meningkatkan kewaspadaan, teh hijau juga mengandung L-theanine, sebuah asam amino yang memiliki efek menenangkan dan dapat menyeberang sawar darah otak.

    Kombinasi kafein dan L-theanine ini dapat menghasilkan peningkatan fungsi otak yang sinergis, memperbaiki suasana hati, waktu reaksi, dan memori kerja, tanpa efek samping gugup yang sering dikaitkan dengan kafein murni. Studi oleh Giesbrecht et al.

    (2010) di Nutritional Neuroscience mendukung temuan ini.

    L-theanine diketahui meningkatkan aktivitas gelombang alfa di otak, yang dikaitkan dengan keadaan relaksasi yang waspada, dan dapat mempromosikan produksi neurotransmiter seperti dopamin dan serotonin.

    Potensi teh hijau dalam melindungi otak dari penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson juga sedang diselidiki, dengan penelitian oleh Mandel et al. (2008) di Journal of Alzheimer’s Disease menunjukkan efek neuroprotektif dari EGCG.

  5. Potensi Anti-Kanker

    Teh hijau telah menjadi fokus penelitian ekstensif dalam bidang onkologi karena potensi sifat anti-kankernya.

    Katekin, terutama EGCG, diduga memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker, menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, dan menghambat angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru yang memberi makan tumor).

    Studi epidemiologi telah menunjukkan hubungan antara konsumsi teh hijau yang tinggi dan penurunan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara, prostat, dan kolorektal, seperti yang dilaporkan oleh Yang et al. (2009) dalam Carcinogenesis.

    Mekanisme yang mendasari efek anti-kanker ini sangat kompleks dan melibatkan modulasi berbagai jalur sinyal seluler yang penting untuk proliferasi, diferensiasi, dan metastasis sel kanker.

    Meskipun sebagian besar bukti berasal dari studi in vitro dan pada hewan, penelitian klinis pada manusia terus berlanjut untuk mengkonfirmasi temuan ini dan menentukan dosis serta formulasi yang efektif, sebagaimana diulas oleh Fujiki et al.

    (2015) dalam Cancer Science.

  6. Meningkatkan Kesehatan Gigi dan Mulut

    Senyawa dalam teh hijau memiliki sifat antimikroba dan anti-inflamasi yang dapat berkontribusi pada kesehatan mulut yang lebih baik. Katekin dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans, bakteri utama penyebab plak gigi dan karies.

    Selain itu, teh hijau juga dapat membantu mengurangi bau mulut dengan menetralkan senyawa sulfur yang mudah menguap. Penelitian oleh Otake et al. (1991) di Archives of Oral Biology adalah salah satu yang pertama menunjukkan efek ini.

    Kemampuan teh hijau untuk mengurangi peradangan juga bermanfaat dalam mencegah penyakit periodontal (radang gusi).

    Dengan menekan respons inflamasi dan menghambat aktivitas bakteri patogen, teh hijau menawarkan pendekatan alami untuk menjaga kebersihan dan kesehatan rongga mulut secara keseluruhan, sebagaimana dijelaskan dalam tinjauan oleh Narotzki et al.

    (2012) di Journal of Periodontal Research.

  7. Membantu Mengatur Kadar Gula Darah

    Konsumsi teh hijau telah dikaitkan dengan peningkatan sensitivitas insulin dan penurunan kadar gula darah. EGCG diduga dapat membantu mengurangi penyerapan glukosa di usus dan meningkatkan pemanfaatan glukosa oleh sel-sel tubuh.

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa teh hijau dapat menurunkan risiko pengembangan diabetes tipe 2, terutama pada populasi yang berisiko tinggi. Sebuah meta-analisis oleh Liu et al.

    (2013) di American Journal of Clinical Nutrition mendukung hubungan terbalik antara konsumsi teh hijau dan risiko diabetes tipe 2.

    Efek ini sangat relevan dalam konteks pencegahan dan pengelolaan sindrom metabolik.

    Dengan membantu menstabilkan kadar gula darah setelah makan dan meningkatkan respons insulin, teh hijau dapat menjadi bagian dari strategi diet untuk individu yang ingin mengelola atau mencegah kondisi terkait glukosa darah, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami mekanisme sepenuhnya, seperti yang diindikasikan oleh Venables et al.

    (2008) dalam British Journal of Nutrition.

  8. Melindungi Kulit dari Kerusakan

    Sifat antioksidan dan anti-inflamasi teh hijau juga bermanfaat untuk kesehatan kulit, baik melalui konsumsi oral maupun aplikasi topikal.

    Katekin dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radiasi ultraviolet (UV) dan polusi lingkungan, yang merupakan penyebab utama penuaan dini dan risiko kanker kulit. Studi oleh Katiyar et al.

    (2007) di Archives of Biochemistry and Biophysics menunjukkan efek fotoprotektif EGCG.

    Selain itu, teh hijau dapat mengurangi peradangan pada kulit, bermanfaat untuk kondisi seperti jerawat dan rosacea. Kemampuannya untuk mendukung regenerasi sel kulit dan mempertahankan elastisitas juga menjadikannya bahan populer dalam produk kosmetik.

    Penelitian terus mengeksplorasi potensi teh hijau dalam mendukung kesehatan kulit jangka panjang dan melawan efek penuaan ekstrinsik, seperti yang dibahas oleh Khan & Mukhtar (2007) dalam Current Cancer Drug Targets.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru