Posisi telungkup pada bayi mengacu pada penempatan bayi di atas perutnya saat beristirahat atau terjaga.
Secara historis, posisi ini pernah direkomendasikan secara luas untuk tidur bayi, dengan keyakinan bahwa hal tersebut dapat membantu mencegah aspirasi dan meningkatkan perkembangan.
Namun, pemahaman ilmiah modern telah mengubah rekomendasi ini secara drastis, terutama setelah kampanye “Back to Sleep” (Tidur Telentang) yang dimulai pada tahun 1990-an.
Meskipun demikian, waktu yang dihabiskan dalam posisi ini saat bayi terjaga dan diawasi, sering disebut ‘tummy time’ atau waktu tengkurap, tetap diakui memiliki peran krusial dalam perkembangan motorik dan sensorik bayi.
manfaat tidur tengkurap untuk bayi
Meskipun rekomendasi global untuk tidur bayi yang aman adalah posisi telentang (supine) guna meminimalkan risiko Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS), ada konteks tertentu di mana posisi tengkurap memberikan manfaat signifikan.
Manfaat ini terutama berkaitan dengan waktu yang dihabiskan bayi dalam posisi tengkurap saat terjaga dan diawasi (sering disebut ‘tummy time’ atau waktu tengkurap), atau dalam kondisi medis spesifik di bawah pengawasan profesional.
Penting untuk selalu memprioritaskan tidur telentang untuk tidur malam dan tidur siang yang tidak diawasi demi keamanan bayi.
Manfaat yang dijelaskan di bawah ini merujuk pada aktivitas yang dilakukan dalam posisi tengkurap saat bayi terjaga dan diawasi ketat.
-
Penguatan Otot Leher dan Punggung:
Berada dalam posisi tengkurap mendorong bayi untuk mengangkat kepala mereka, sebuah latihan penting yang secara progresif memperkuat otot-otot di leher dan punggung bagian atas.
Penelitian oleh Dr. Spock pada pertengahan abad ke-20 dan studi modern tentang perkembangan motorik mendukung pentingnya latihan ini untuk kontrol kepala yang optimal.
-
Peningkatan Kontrol Kepala:
Latihan mengangkat kepala secara teratur saat tengkurap membantu bayi mengembangkan kemampuan untuk menstabilkan dan menggerakkan kepala secara mandiri.
Menurut American Academy of Pediatrics, kontrol kepala yang baik adalah tonggak perkembangan vital yang menjadi dasar untuk gerakan motorik selanjutnya.
-
Pengembangan Otot Lengan dan Bahu:
Saat bayi menopang diri dengan lengan mereka dalam posisi tengkurap, otot-otot di lengan dan bahu mereka bekerja keras, meningkatkan kekuatan dan koordinasi. Studi perkembangan anak sering menyoroti peran tummy time dalam pembangunan kekuatan ekstremitas atas.
-
Pencegahan Plagiocephaly (Kepala Datar):
Menghabiskan waktu dalam posisi tengkurap mengurangi tekanan konstan pada bagian belakang kepala bayi, yang merupakan faktor risiko utama untuk perkembangan plagiocephaly posisional.
Rekomendasi dari National Institute of Child Health and Human Development (NICHD) menekankan pentingnya variasi posisi.
-
Stimulasi Visual dan Persepsi Kedalaman:
Dari posisi tengkurap, bayi memiliki perspektif visual yang berbeda tentang dunia di sekitar mereka, mendorong mereka untuk menggerakkan mata dan melatih persepsi kedalaman.
Penulis seperti Gesell dan Ilg telah mencatat bagaimana berbagai posisi memengaruhi perkembangan visual spasial bayi.
-
Peningkatan Koordinasi Mata dan Tangan:
Saat bayi mencoba meraih mainan atau objek di depan mereka dalam posisi tengkurap, mereka melatih koordinasi antara apa yang mereka lihat dan bagaimana tangan mereka merespons. Proses ini dijelaskan dalam teori perkembangan kognitif oleh Piaget.
-
Pengembangan Keterampilan Motorik Kasar:
Posisi tengkurap adalah fondasi untuk banyak tonggak motorik kasar berikutnya, seperti berguling, merangkak, dan bahkan duduk. Jurnal Physical Therapy secara konsisten menerbitkan penelitian yang menggarisbawahi peran ‘tummy time’ dalam memfasilitasi urutan perkembangan ini.
-
Peningkatan Kemampuan Berguling:
Kekuatan dan koordinasi yang diperoleh dari waktu tengkurap membantu bayi mengembangkan otot-otot yang diperlukan untuk berguling dari perut ke punggung dan sebaliknya.
Youtube Video:
Ini adalah langkah penting dalam kemandirian gerak bayi, seperti yang diuraikan oleh para ahli fisioterapi anak.
-
Persiapan untuk Merangkak:
Posisi tengkurap secara alami mempersiapkan bayi untuk merangkak dengan memperkuat otot inti dan ekstremitas, serta mengajarkan mereka bagaimana menopang berat badan mereka.
Banyak studi tentang perkembangan lokomotor bayi menunjukkan korelasi kuat antara ‘tummy time’ dan permulaan merangkak.
-
Stimulasi Sensorik Melalui Sentuhan dan Tekanan:
Kontak dengan permukaan yang berbeda saat tengkurap memberikan stimulasi sensorik taktil yang kaya pada perut, dada, dan tangan bayi.
Ini penting untuk perkembangan sistem saraf dan kesadaran tubuh, seperti yang dijelaskan dalam teori integrasi sensorik oleh Ayres.
-
Peningkatan Kesadaran Spasial:
Berada di posisi tengkurap memungkinkan bayi merasakan tubuh mereka dalam kaitannya dengan lingkungan di sekitar mereka dari perspektif yang berbeda. Ini membantu membangun peta mental ruang, sebuah konsep yang dieksplorasi dalam psikologi perkembangan.
-
Mendorong Eksplorasi Lingkungan:
Saat bayi berada di perut mereka, mereka lebih termotivasi untuk melihat ke sekeliling dan menjangkau objek, yang mendorong rasa ingin tahu dan eksplorasi aktif. Hal ini mendukung pembelajaran melalui interaksi dengan lingkungan.
-
Peningkatan Toleransi Terhadap Posisi Berbeda:
Memperkenalkan posisi tengkurap sejak dini membantu bayi menjadi lebih nyaman dengan berbagai posisi tubuh. Ini penting untuk adaptasi dan fleksibilitas fisik mereka seiring pertumbuhan.
-
Pengembangan Keterampilan Motorik Halus (melalui meraih):
Meskipun fokus utama pada motorik kasar, upaya meraih dan memegang mainan kecil saat tengkurap juga melatih otot-otot tangan dan jari, yang penting untuk perkembangan motorik halus.
Ahli terapi okupasi sering merekomendasikan ‘tummy time’ untuk tujuan ini.
-
Stimulasi Sistem Vestibular:
Gerakan kepala dan tubuh saat tengkurap merangsang sistem vestibular di telinga bagian dalam, yang bertanggung jawab atas keseimbangan dan orientasi spasial.
Sistem ini penting untuk koordinasi gerakan dan postur tubuh, seperti yang dibahas dalam neurologi perkembangan.
-
Peningkatan Kekuatan Otot Inti (Core Muscles):
Mengangkat kepala dan dada saat tengkurap secara langsung melibatkan dan memperkuat otot-otot inti perut dan punggung. Kekuatan inti adalah fundamental untuk semua gerakan motorik yang kompleks di kemudian hari, menurut para ahli fisiologi olahraga anak.
-
Pembentukan Kurva Tulang Belakang yang Sehat:
Posisi tengkurap membantu dalam pembentukan kurva alami pada tulang belakang bayi, terutama kurva serviks (leher) dan lumbal (punggung bawah). Hal ini penting untuk postur tubuh yang sehat dan fungsi tulang belakang yang optimal.
-
Peningkatan Kemampuan Menopang Berat Badan:
Saat bayi belajar menopang berat badan mereka pada lengan dan kaki dalam posisi tengkurap, mereka mengembangkan proprioception dan kekuatan yang diperlukan untuk posisi berdiri dan berjalan. Ini adalah bagian integral dari urutan perkembangan motorik.
-
Stimulasi Perkembangan Sensorik-Motorik:
Kombinasi gerakan, sentuhan, dan visual saat tengkurap secara holistik merangsang integrasi sensorik-motorik bayi. Ini adalah proses di mana otak memproses informasi sensorik untuk menghasilkan respons motorik yang terkoordinasi, sebuah konsep kunci dalam terapi integrasi sensorik.
-
Peningkatan Keterampilan Memecahkan Masalah:
Saat bayi berusaha mencapai mainan atau mengubah posisi dalam tengkurap, mereka secara tidak langsung terlibat dalam pemecahan masalah sederhana. Ini merangsang perkembangan kognitif dan ketekunan.
-
Mendorong Kemandirian Gerak:
Dengan menguasai gerakan di posisi tengkurap, bayi mulai merasa lebih mandiri dalam menggerakkan tubuh mereka dan menjelajahi lingkungan. Ini membangun kepercayaan diri dan motivasi untuk eksplorasi lebih lanjut.
-
Peningkatan Kualitas Tidur Saat Telentang (secara tidak langsung):
Meskipun tidak tidur tengkurap, waktu yang dihabiskan untuk aktivitas fisik saat ‘tummy time’ dapat berkontribusi pada kelelahan yang sehat, yang secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas tidur malam bayi saat mereka diletakkan telentang.
Ini mendukung pola tidur yang sehat.
-
Pengurangan Risiko Tortikolis Posisi:
Variasi posisi dan latihan menggerakkan kepala saat tengkurap dapat membantu mencegah atau mengurangi risiko tortikolis posisional, kondisi di mana otot leher memendek atau mengencang. Fisioterapis anak sering merekomendasikan ‘tummy time’ sebagai bagian dari penanganan.
-
Peningkatan Kemampuan Menelan dan Bernapas (dalam konteks tertentu):
Untuk bayi dengan kondisi medis tertentu, seperti refluks gastroesofageal atau masalah saluran napas atas, posisi tengkurap yang diawasi ketat dapat kadang-kadang membantu dalam manajemen gejala, meskipun ini harus selalu di bawah nasihat medis profesional.
Penelitian oleh R.L. Polin dan kawan-kawan telah mengeksplorasi posisi bayi dalam konteks medis.
-
Fasilitasi Perkembangan Kognitif Melalui Interaksi:
Saat bayi tengkurap, orang tua atau pengasuh sering berinteraksi dengan mereka di tingkat mata, yang memfasilitasi komunikasi, ikatan, dan stimulasi kognitif. Interaksi ini sangat penting untuk perkembangan bahasa dan sosial bayi.
-
Pengembangan Keterampilan Berat Badan (Weight-Bearing Skills):
Posisi tengkurap memungkinkan bayi untuk mulai menopang berat badan mereka pada lengan, bahu, dan pinggul, yang merupakan keterampilan fundamental untuk duduk, berdiri, dan berjalan di kemudian hari. Ini merupakan langkah progresif dalam perkembangan motorik kasar.
-
Peningkatan Persepsi Diri dan Skema Tubuh:
Melalui gerakan dan sentuhan pada berbagai bagian tubuh saat tengkurap, bayi mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang batas-batas tubuh mereka dan bagaimana bagian-bagian tubuh mereka bergerak dalam ruang.
Ini berkontribusi pada pengembangan skema tubuh yang sehat.
-
Peningkatan Kemampuan Transfer Berat Badan:
Saat bayi berusaha meraih objek atau berputar dalam posisi tengkurap, mereka belajar bagaimana mentransfer berat badan dari satu sisi ke sisi lain.
Keterampilan ini penting untuk gerakan seperti berguling dan merangkak, seperti yang diamati dalam studi biomekanika anak.
-
Pengembangan Keterampilan Transisi Posisi:
Waktu tengkurap adalah kunci untuk mengembangkan keterampilan transisi, seperti berpindah dari tengkurap ke duduk atau dari tengkurap ke merangkak. Ini adalah tahapan penting yang menunjukkan kematangan motorik bayi.
-
Mendorong Pertumbuhan dan Perkembangan Otak:
Semua stimulasi fisik dan sensorik yang diperoleh dari waktu tengkurap berkontribusi pada pembentukan koneksi saraf di otak, mendukung pertumbuhan dan perkembangan otak secara keseluruhan.
Literatur neurosains perkembangan secara luas membahas bagaimana pengalaman motorik memengaruhi perkembangan otak.