Rhizoma kunyit (Curcuma longa) dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza) merupakan dua tanaman obat tradisional yang telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan herbal, khususnya di Asia Tenggara.
Keduanya dikenal karena kandungan senyawa bioaktifnya yang melimpah, seperti kurkuminoid pada kunyit dan xanthorrhizol pada temulawak, yang memberikan beragam efek farmakologis.
Pemanfaatan kedua rimpang ini secara historis sering dikaitkan dengan perbaikan kondisi sistem pencernaan, menunjukkan potensi terapeutik yang signifikan untuk kesehatan lambung dan organ pencernaan lainnya.
Pendekatan ilmiah modern kini mulai menguraikan mekanisme di balik klaim tradisional ini, mengkonfirmasi khasiatnya dalam mendukung fungsi dan integritas mukosa lambung.
manfaat kunyit dan temulawak untuk lambung
-
Mengurangi Peradangan Lambung
Peradangan pada lapisan lambung, atau gastritis, merupakan kondisi umum yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan signifikan dan berpotensi menjadi kronis. Kunyit, dengan senyawa aktif utamanya kurkumin, telah lama dikenal karena sifat anti-inflamasinya yang kuat.
Efek ini bekerja dengan menghambat jalur sinyal pro-inflamasi dalam tubuh, seperti NF-B, yang merupakan regulator kunci respons imun dan inflamasi.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Medicinal Food oleh Aggarwal dan Harikumar (2009) menyoroti bahwa kurkumin dapat memodulasi berbagai mediator inflamasi, termasuk sitokin pro-inflamasi seperti TNF- dan IL-6.
Kemampuan ini sangat penting dalam meredakan iritasi dan kerusakan pada mukosa lambung yang disebabkan oleh agen inflamasi atau infeksi. Temulawak juga berkontribusi melalui senyawa xanthorrhizol yang menunjukkan aktivitas anti-inflamasi serupa.
Dengan demikian, konsumsi kunyit dan temulawak dapat membantu menenangkan lambung yang meradang, mengurangi rasa sakit, dan mempercepat proses penyembuhan jaringan yang rusak.
Penggunaannya secara tradisional sebagai agen anti-inflamasi didukung oleh bukti ilmiah yang menunjukkan potensi terapeutiknya dalam manajemen kondisi gastrointestinal inflamasi.
-
Melindungi Mukosa Lambung
Integritas mukosa lambung sangat krusial untuk mencegah kerusakan akibat asam lambung dan enzim pencernaan. Kunyit dan temulawak memiliki sifat sitoprotektif yang membantu memperkuat dan melindungi lapisan pelindung ini.
Youtube Video:
Mereka bekerja dengan meningkatkan produksi lendir lambung dan bikarbonat, yang berfungsi sebagai barier fisik dan kimia terhadap agen agresif.
Studi oleh Kim et al. (2005) dalam Life Sciences menunjukkan bahwa kurkumin dapat melindungi mukosa lambung dari lesi yang diinduksi oleh etanol dan indometasin, agen yang dikenal merusak lapisan lambung.
Mekanisme ini melibatkan peningkatan aliran darah ke mukosa dan stimulasi faktor pertumbuhan yang mendukung regenerasi sel. Xanthorrhizol dari temulawak juga dilaporkan memiliki efek serupa, berkontribusi pada perlindungan sel epitel lambung.
Perlindungan mukosa ini sangat penting dalam mencegah pembentukan tukak lambung dan mengurangi keparahan ulkus yang sudah ada.
Dengan memperkuat pertahanan alami lambung, kedua rimpang ini menawarkan pendekatan preventif dan terapeutik untuk menjaga kesehatan lapisan dalam lambung. Ini membantu lambung menahan serangan dari berbagai faktor pemicu kerusakan.
-
Mengatasi Dispepsia
Dispepsia fungsional, atau gangguan pencernaan, ditandai dengan gejala seperti kembung, begah, nyeri epigastrium, dan rasa penuh setelah makan. Kunyit dan temulawak telah lama digunakan sebagai karminatif dan digestif dalam pengobatan tradisional untuk meredakan gejala-gejala ini.
Efeknya terutama terkait dengan kemampuannya dalam meningkatkan sekresi empedu dan enzim pencernaan.
Senyawa aktif dalam temulawak, seperti kurkuminoid dan minyak atsiri, merangsang produksi dan aliran empedu dari hati ke usus kecil, yang sangat penting untuk pencernaan lemak.
Peningkatan efisiensi pencernaan ini membantu mengurangi beban kerja lambung dan mempercepat pengosongan lambung yang seringkali melambat pada penderita dispepsia.
Penelitian klinis, seperti yang dilaporkan dalam Journal of Gastroenterology and Hepatology, telah menunjukkan perbaikan signifikan pada gejala dispepsia dengan suplementasi kunyit.
Dengan demikian, kunyit dan temulawak tidak hanya mengurangi peradangan tetapi juga secara langsung mendukung proses pencernaan yang optimal.
Hal ini menjadikan mereka pilihan alami yang efektif untuk meredakan ketidaknyamanan yang terkait dengan dispepsia, memperbaiki kualitas hidup individu yang menderita kondisi ini secara kronis. Efek sinergisnya membantu mengatasi akar masalah pencernaan yang tidak efisien.
-
Mengurangi Nyeri Lambung
Nyeri lambung seringkali merupakan manifestasi dari peradangan, iritasi, atau spasme otot. Sifat anti-inflamasi dan analgesik kunyit dapat berperan penting dalam meredakan rasa sakit ini.
Kurkumin bekerja dengan memodulasi jalur nyeri dan mengurangi produksi mediator nyeri seperti prostaglandin.
Meskipun mekanisme spesifik pada lambung masih terus diteliti, efek analgesik kurkumin telah didokumentasikan dalam berbagai model nyeri.
Dengan mengurangi peradangan yang mendasari, kunyit secara tidak langsung mengurangi sensasi nyeri yang terkait dengan gastritis atau tukak lambung. Temulawak juga memiliki sifat antispasmodik ringan yang dapat meredakan kram atau kejang pada otot polos lambung.
Kombinasi efek anti-inflamasi dan antispasmodik ini menjadikan kunyit dan temulawak berpotensi sebagai agen alami untuk meredakan nyeri lambung. Ini memberikan alternatif bagi mereka yang mencari solusi alami untuk mengatasi ketidaknyamanan pencernaan.
Dengan demikian, keduanya dapat berkontribusi pada kenyamanan gastrointestinal secara keseluruhan.
-
Meningkatkan Produksi Empedu
Temulawak secara khusus dikenal sebagai kolagoga, yaitu agen yang meningkatkan produksi dan aliran empedu dari hati. Empedu sangat penting untuk pencernaan dan penyerapan lemak serta vitamin larut lemak di usus kecil.
Produksi empedu yang tidak memadai dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti kembung dan diare lemak.
Senyawa aktif dalam temulawak, terutama xanthorrhizol dan kurkuminoid, merangsang sel-sel hati untuk memproduksi lebih banyak empedu. Selain itu, mereka juga membantu dalam kontraksi kantung empedu, memastikan empedu dilepaskan secara efisien ke duodenum.
Peningkatan aliran empedu ini tidak hanya membantu pencernaan tetapi juga mendukung proses detoksifikasi hati.
Pencernaan lemak yang lebih efisien di usus halus secara tidak langsung mengurangi beban kerja pada lambung, mencegah sensasi begah atau penuh yang sering terjadi setelah mengonsumsi makanan berlemak.
Manfaat ini menjadikan temulawak sangat berharga dalam konteks kesehatan pencernaan secara keseluruhan, mendukung fungsi lambung yang sehat melalui optimalisasi proses hilir.
-
Membantu Pencernaan Lemak
Setelah empedu diproduksi dan dilepaskan, perannya dalam emulsifikasi lemak menjadi krusial untuk pencernaan yang efektif. Kunyit dan temulawak secara tidak langsung mendukung proses ini melalui peningkatan produksi empedu.
Emulsifikasi adalah proses memecah gumpalan lemak besar menjadi tetesan-tetesan kecil, sehingga enzim lipase dapat bekerja lebih efisien.
Pencernaan lemak yang tidak sempurna di lambung dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, mual, dan kembung. Dengan memfasilitasi emulsifikasi di usus kecil, kunyit dan temulawak membantu mengurangi gejala-gejala ini.
Proses ini memastikan bahwa lemak dicerna dengan baik dan nutrisi dapat diserap secara optimal oleh tubuh.
Manfaat ini sangat relevan bagi individu yang mengalami kesulitan mencerna makanan berlemak atau memiliki kondisi yang memengaruhi produksi empedu.
Dengan mendukung pencernaan lemak yang efisien, kunyit dan temulawak berkontribusi pada kesehatan saluran cerna secara keseluruhan dan mengurangi beban pada lambung. Ini membantu mencegah dispepsia pasca-makan.
-
Mengurangi Kembung dan Gas
Kembung dan produksi gas berlebihan seringkali merupakan gejala dari pencernaan yang tidak efisien atau disbiosis mikroba di saluran cerna. Sifat karminatif kunyit dan temulawak membantu meredakan gejala-gejala ini.
Mereka bekerja dengan membantu pengeluaran gas dari saluran pencernaan, mengurangi tekanan dan ketidaknyamanan.
Peningkatan efisiensi pencernaan, terutama pencernaan lemak yang difasilitasi oleh empedu yang lebih baik, mengurangi substrat bagi bakteri untuk fermentasi berlebihan yang menghasilkan gas.
Selain itu, sifat anti-inflamasi dan antimikroba ringan dari kedua rimpang ini dapat membantu menyeimbangkan mikrobiota usus, yang juga berkontribusi pada pengurangan produksi gas. Studi oleh Yadav et al.
(2015) dalam Journal of Ethnopharmacology menunjukkan potensi kurkumin dalam mengatur mikrobioma usus.
Dengan demikian, konsumsi kunyit dan temulawak dapat memberikan kelegaan yang signifikan bagi penderita kembung dan perut bergas. Ini bukan hanya mengatasi gejala tetapi juga berkontribusi pada perbaikan proses pencernaan secara mendasar.
Kedua rimpang ini menawarkan pendekatan alami untuk meningkatkan kenyamanan pencernaan sehari-hari.
-
Potensi Antibakteri (termasuk H. pylori)
Helicobacter pylori adalah bakteri yang sering menjadi penyebab utama gastritis kronis, tukak lambung, dan bahkan kanker lambung. Kunyit dan temulawak telah menunjukkan aktivitas antibakteri in vitro terhadap berbagai patogen, termasuk H. pylori.
Kurkumin, khususnya, telah diteliti karena kemampuannya menghambat pertumbuhan bakteri ini.
Penelitian oleh De et al. (2009) dalam Journal of Antimicrobial Chemotherapy menunjukkan bahwa kurkumin dapat menghambat pertumbuhan H. pylori dan mengurangi aktivitas urease-nya, enzim kunci yang digunakan bakteri untuk bertahan hidup di lingkungan asam lambung.
Xanthorrhizol dari temulawak juga memiliki sifat antimikroba yang kuat, yang dapat berkontribusi pada efek ini. Kombinasi senyawa ini dapat memberikan efek sinergis.
Meskipun lebih banyak penelitian klinis pada manusia diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitasnya sebagai terapi tunggal untuk infeksi H. pylori, potensi antibakteri kunyit dan temulawak menjadikannya suplemen yang menjanjikan.
Mereka dapat membantu mengurangi beban bakteri dan mendukung proses penyembuhan lambung yang terinfeksi. Ini menawarkan pendekatan komplementer untuk manajemen infeksi lambung.
-
Antispasmodik
Kram atau kejang pada otot polos lambung dan usus dapat menyebabkan nyeri tajam dan ketidaknyamanan. Beberapa komponen dalam kunyit dan temulawak memiliki sifat antispasmodik, yang membantu merelaksasi otot-otot ini.
Relaksasi otot dapat meredakan kram dan meningkatkan kelancaran pergerakan makanan melalui saluran pencernaan.
Minyak atsiri yang ditemukan dalam kedua rimpang ini, khususnya temulawak, diyakini berkontribusi pada efek antispasmodik. Mereka bekerja dengan memengaruhi saluran ion dan reseptor tertentu pada sel otot polos, yang menyebabkan relaksasi.
Efek ini membantu mengurangi tekanan dan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh kontraksi otot yang tidak terkoordinasi di lambung.
Dengan mengurangi spasme, kunyit dan temulawak dapat memberikan kelegaan dari nyeri perut yang disebabkan oleh kontraksi otot berlebihan, seperti pada sindrom iritasi usus besar (IBS) atau dispepsia fungsional.
Manfaat ini secara langsung berkontribusi pada kenyamanan gastrointestinal, memungkinkan fungsi pencernaan yang lebih mulus dan mengurangi rasa sakit. Ini mendukung ketenangan sistem pencernaan.
-
Antioksidan Kuat
Stres oksidatif, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk menetralkannya, dapat merusak sel-sel lambung dan berkontribusi pada berbagai penyakit pencernaan.
Kunyit dan temulawak kaya akan antioksidan, terutama kurkuminoid dan xanthorrhizol, yang memiliki kemampuan luar biasa untuk menetralkan radikal bebas.
Kurkumin adalah antioksidan yang sangat kuat, mampu menangkis berbagai jenis radikal bebas, termasuk spesies oksigen reaktif (ROS) dan spesies nitrogen reaktif (RNS).
Selain itu, kurkumin juga dapat meningkatkan aktivitas enzim antioksidan endogen tubuh, seperti superoksida dismutase (SOD) dan katalase. Mekanisme ini membantu melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oksidatif dan mempromosikan regenerasi sel.
Dengan mengurangi stres oksidatif, kunyit dan temulawak berkontribusi pada kesehatan seluler lambung, membantu mencegah kerusakan yang dapat memicu peradangan atau perkembangan penyakit lebih lanjut.
Perlindungan antioksidan ini sangat penting dalam menjaga fungsi optimal lambung dan mendukung penyembuhan jaringan. Ini merupakan aspek krusial dari efek perlindungannya.
-
Mengatur Motilitas Lambung
Motilitas lambung yang tidak teratur, baik terlalu cepat atau terlalu lambat, dapat menyebabkan berbagai masalah pencernaan, termasuk mual, muntah, atau rasa begah. Kunyit dan temulawak diketahui memiliki efek modulator pada motilitas saluran pencernaan.
Mereka dapat membantu menormalkan pergerakan makanan melalui lambung dan usus.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kurkumin dapat memengaruhi kontraksi otot polos gastrointestinal, membantu mengoptimalkan waktu pengosongan lambung. Efek prokinetik ini sangat bermanfaat bagi individu dengan gastroparesis ringan atau dispepsia yang ditandai dengan pengosongan lambung yang lambat.
Temulawak juga secara tradisional digunakan untuk merangsang nafsu makan dan meningkatkan pencernaan, yang secara tidak langsung terkait dengan motilitas yang sehat.
Dengan mengatur motilitas lambung, kedua rimpang ini dapat mengurangi gejala yang terkait dengan pergerakan makanan yang tidak efisien, seperti mual dan rasa penuh berkepanjangan.
Ini mendukung fungsi pencernaan yang harmonis dan membantu mencegah akumulasi makanan yang tidak tercerna di lambung. Regulasi motilitas adalah kunci untuk kenyamanan pencernaan yang optimal.
-
Meringankan Gejala GERD
Penyakit refluks gastroesofageal (GERD) terjadi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar dan iritasi. Sifat anti-inflamasi dan pelindung mukosa dari kunyit dan temulawak dapat membantu meringankan gejala GERD.
Mereka dapat mengurangi iritasi pada esofagus dan lambung.
Kurkumin, dengan kemampuannya mengurangi peradangan, dapat meredakan iritasi pada lapisan kerongkongan yang disebabkan oleh refluks asam. Selain itu, perlindungan mukosa lambung yang ditingkatkan dapat membantu mengurangi keparahan kerusakan yang terjadi di lambung akibat asam.
Beberapa studi awal menunjukkan bahwa kunyit dapat membantu dalam manajemen gejala refluks asam, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan.
Meskipun bukan pengganti obat resep untuk kasus GERD yang parah, kunyit dan temulawak dapat berfungsi sebagai terapi komplementer. Mereka membantu mengurangi peradangan dan melindungi jaringan yang terkena dampak refluks asam.
Penggunaannya dapat meningkatkan kualitas hidup penderita GERD dengan mengurangi frekuensi dan intensitas gejala. Ini memberikan bantuan alami yang signifikan.
-
Mendukung Keseimbangan Mikrobioma Usus
Keseimbangan mikrobioma usus yang sehat sangat penting untuk kesehatan pencernaan secara keseluruhan, dan ketidakseimbangan dapat memengaruhi fungsi lambung secara tidak langsung.
Kunyit dan temulawak menunjukkan sifat prebiotik dan antimikroba yang dapat membantu memodulasi komposisi mikrobiota usus.
Kurkumin telah diteliti karena kemampuannya untuk menghambat pertumbuhan bakteri patogen sambil mempromosikan pertumbuhan bakteri baik di usus. Efek ini dapat mengurangi produksi gas berlebihan dan produk sampingan toksik yang dapat memicu peradangan.
Temulawak juga berkontribusi dengan sifat antimikrobanya yang selektif, membantu menjaga ekosistem mikroba yang seimbang.
Dengan mendukung mikrobioma usus yang sehat, kunyit dan temulawak secara tidak langsung membantu mengurangi beban pada lambung dan sistem pencernaan secara keseluruhan. Mikrobioma yang seimbang berkontribusi pada pencernaan yang lebih efisien dan mengurangi risiko peradangan.
Ini merupakan aspek holistik dari manfaatnya untuk kesehatan pencernaan.
-
Mengatasi Tukak Lambung
Tukak lambung adalah luka terbuka pada lapisan lambung yang dapat sangat menyakitkan dan memerlukan perhatian medis. Kunyit dan temulawak memiliki potensi dalam membantu penyembuhan tukak lambung melalui kombinasi sifat anti-inflamasi, antioksidan, dan sitoprotektifnya.
Mereka bekerja untuk mengurangi kerusakan dan mempercepat regenerasi sel.
Sifat anti-inflamasi kurkumin membantu mengurangi peradangan di sekitar area tukak, sementara efek antioksidannya melindungi sel-sel dari kerusakan lebih lanjut.
Selain itu, kunyit dapat meningkatkan produksi lendir dan bikarbonat, yang penting untuk melindungi area yang terluka dari asam lambung. Penelitian pada hewan, seperti yang dilaporkan oleh Rafatullah et al.
(1990) dalam Planta Medica, menunjukkan bahwa ekstrak kunyit dapat mempercepat penyembuhan tukak yang diinduksi.
Meskipun tidak dimaksudkan sebagai pengganti terapi medis konvensional untuk tukak lambung yang parah, kunyit dan temulawak dapat berfungsi sebagai agen komplementer yang mendukung proses penyembuhan.
Mereka membantu menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk regenerasi jaringan dan mengurangi rasa sakit. Ini menunjukkan potensi besar dalam manajemen kondisi lambung yang serius.
-
Stimulasi Nafsu Makan
Beberapa kondisi lambung, seperti gastritis kronis atau dispepsia berat, dapat menyebabkan penurunan nafsu makan, yang pada gilirannya dapat berdampak pada nutrisi dan kesehatan secara keseluruhan. Temulawak secara tradisional dikenal sebagai stimulan nafsu makan atau “carminativum”.
Efek ini sering dikaitkan dengan kemampuannya meningkatkan produksi empedu dan memperbaiki pencernaan.
Peningkatan efisiensi pencernaan dan penyerapan nutrisi dapat mengurangi rasa penuh atau begah yang sering menghambat keinginan untuk makan.
Selain itu, temulawak dapat memberikan rasa nyaman pada perut yang secara tidak langsung mendorong keinginan untuk mengonsumsi makanan. Ini sangat bermanfaat bagi individu yang pulih dari sakit atau mengalami penurunan berat badan yang tidak diinginkan.
Dengan demikian, temulawak dapat membantu mengembalikan nafsu makan yang sehat, yang merupakan langkah penting dalam pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang optimal.
Ini membantu memastikan asupan nutrisi yang cukup untuk mendukung fungsi tubuh, termasuk proses penyembuhan di lambung. Aspek ini penting untuk kualitas hidup pasien.
-
Detoksifikasi Hati (Dampak Tidak Langsung pada Lambung)
Meskipun fokus utama adalah lambung, kesehatan hati memiliki dampak tidak langsung yang signifikan pada fungsi pencernaan secara keseluruhan. Kunyit dan temulawak dikenal memiliki sifat hepatoprotektif, yang mendukung fungsi detoksifikasi hati.
Hati yang sehat memproduksi empedu dengan kualitas dan kuantitas yang baik, yang esensial untuk pencernaan.
Senyawa aktif dalam kedua rimpang ini, terutama kurkumin dan xanthorrhizol, membantu melindungi sel-sel hati dari kerusakan oksidatif dan inflamasi. Mereka juga dapat meningkatkan aktivitas enzim detoksifikasi fase I dan fase II di hati.
Fungsi hati yang optimal memastikan empedu yang cukup untuk emulsifikasi lemak, mengurangi beban pada lambung dalam memproses makanan berlemak.
Dengan mendukung kesehatan hati, kunyit dan temulawak secara tidak langsung meningkatkan efisiensi seluruh sistem pencernaan, termasuk lambung. Ini membantu mencegah penumpukan racun dan memastikan proses metabolisme berjalan lancar.
Manfaat hepatoprotektif ini melengkapi efek langsung pada lambung, menciptakan sinergi untuk kesehatan pencernaan yang optimal.
-
Mengurangi Mual
Mual adalah gejala umum yang dapat disebabkan oleh berbagai masalah lambung, mulai dari dispepsia hingga infeksi. Kunyit dan temulawak memiliki sifat yang dapat membantu meredakan sensasi mual.
Efek ini kemungkinan besar berasal dari kombinasi sifat anti-inflamasi, antispasmodik, dan kemampuannya untuk meningkatkan pencernaan.
Dengan mengurangi peradangan dan iritasi pada lapisan lambung, kunyit dapat menenangkan saraf-saraf yang memicu sensasi mual.
Selain itu, peningkatan motilitas lambung dan efisiensi pencernaan oleh kedua rimpang ini dapat mencegah penumpukan makanan yang tidak tercerna, yang sering menjadi pemicu mual. Efek antispasmodik juga dapat mengurangi kejang yang menyebabkan mual.
Secara tradisional, kunyit telah digunakan sebagai antiemetik ringan. Kemampuannya untuk menenangkan sistem pencernaan dan mengurangi penyebab dasar mual menjadikannya pilihan alami yang menjanjikan. Ini memberikan kelegaan bagi individu yang mengalami mual akibat masalah lambung.
Manfaat ini meningkatkan kenyamanan pasien secara signifikan.
-
Mengurangi Stres Oksidatif
Stres oksidatif merupakan faktor kunci dalam patogenesis berbagai penyakit lambung, termasuk gastritis dan tukak. Radikal bebas dapat merusak sel-sel mukosa lambung, memicu peradangan dan menghambat penyembuhan.
Kunyit dan temulawak adalah sumber antioksidan yang kaya, yang secara efektif menetralkan radikal bebas dan mengurangi kerusakan oksidatif.
Kurkumin, senyawa utama dalam kunyit, menunjukkan aktivitas antioksidan yang luar biasa, mampu memadamkan berbagai jenis radikal bebas dan meningkatkan kadar enzim antioksidan endogen.
Xanthorrhizol dari temulawak juga memiliki sifat antioksidan yang signifikan, bekerja sinergis dengan kurkumin. Mereka melindungi sel-sel lambung dari kerusakan DNA, protein, dan lipid.
Dengan mengurangi stres oksidatif, kedua rimpang ini tidak hanya mencegah kerusakan sel tetapi juga mendukung proses perbaikan dan regenerasi jaringan lambung yang sehat.
Perlindungan ini sangat penting untuk menjaga integritas dan fungsi lambung dalam jangka panjang. Efek ini adalah fondasi bagi banyak manfaat lain yang ditawarkannya untuk kesehatan lambung.
-
Meningkatkan Penyerapan Nutrisi
Meskipun ini adalah manfaat tidak langsung, kesehatan lambung yang optimal dan pencernaan yang efisien sangat penting untuk penyerapan nutrisi yang maksimal. Kunyit dan temulawak berkontribusi pada proses ini dengan memperbaiki lingkungan pencernaan secara keseluruhan.
Mereka membantu lambung bekerja lebih efisien dalam memecah makanan.
Dengan meningkatkan produksi empedu, temulawak secara langsung memfasilitasi pencernaan dan penyerapan lemak serta vitamin larut lemak. Kunyit, melalui sifat anti-inflamasinya, dapat mengurangi peradangan pada saluran pencernaan yang mungkin menghambat penyerapan nutrisi.
Pencernaan yang lebih baik berarti tubuh dapat mengekstrak lebih banyak vitamin, mineral, dan makronutrien dari makanan yang dikonsumsi.
Peningkatan penyerapan nutrisi ini pada gilirannya mendukung kesehatan seluler dan fungsi organ di seluruh tubuh, termasuk lambung itu sendiri.
Tubuh yang ternutrisi dengan baik memiliki kapasitas yang lebih baik untuk memperbaiki dan mempertahankan jaringan yang sehat. Ini menunjukkan bahwa manfaat kunyit dan temulawak melampaui efek lokal pada lambung, berdampak pada kesehatan sistemik.